Laporan
Alat Fisika
Alat
Penanda Gempa

Oleh:
Andyanti
Malara Wulan
Arifia
Sekar Seroja
Janan
Shofiyah Amatulloh
Paramita
Nirmalawati
XI IPA 1
SMA Negeri
2 Cibinong
Jl. Karadenan Raya no. 05
T.A 2011/2012
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin,
puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi kesempatan
agar dapat menyelesaikan tugas praktikum fisika membuat alat sederhana
berdasarkan konsep fisika untuk kehidupan sehari-hari ini dengan baik dan tepat
pada waktunya.
Alat penanda
gempa ini kami buat untuk menandakan bahwa gempa sedang terjadi. Banyak manfaat
yang dapat diperoleh dari alat sederhana ini. Selain itu pembuatan alat ini
bertujuan untuk menyelesaikan tugas praktikum fisika yang dibimbing oleh Ibu
Margaretha Sumartining, S.Pd selaku guru fisika dan wali kelas kami. Selain itu
laporan praktikum ini kami tulis agar pembaca memahami cara pembuatan alat
penanda gempa sederhana dan dapat dicoba di rumah masing-masing.
Tentunya dalam
pembuatan alat sederhana ini banyak terjadi hambatan atau kesulitan, tetapi
dengan kerjasama team yang kompak, kami dapat menyelesaikannya. Ucapan
terimakasih kami sampaikan kepada,
-
Orangtua
-
Guru
pembimbing Fisika kelas XI SMA Negeri 2 Cibinong, Ibu Margaretha Sumartining,
S.Pd
-
Teman-teman
kelas XI IPA 1
-
Dan
seluruh pihak yang telah membantu
Alat penanda
gempa ini tentunya masih banyak kekurangan. Mohon maaf apabila dalam uji coba
atau pembuatan alat ini terjadi kegagalan.
Kami berharap
dengan terselesaikannya pembuatan alat ini, para pembaca dapat mengetahui cara
pembuatan alat sederhana penanda gempa, dapat mempraktikannya di rumah dan
dapat menjadi ilmu yang bermanfaat.
Bogor,
Juni 2012
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Indonesia
merupakan negara yang berada di pertemuan lempeng tektonik Indo-Australia dan
lempeng Eurasia di Samudera Hindia. Tekanan yang disebabkan oleh pergerakan dan
tumbukan antar lempeng tersebut dapat melepaskan energi. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan
akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi
oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa Bumi akan terjadi. Karena
itu tak heran bila negara kita merupakan salah satu negara yang rawan akan
gempa bumi.
Tentu masih
hangat di ingatan kita akan gempa bumi di Yogyakarta pada 27 Mei 2006 lalu.
Gempa berkekuatan 5,6 skala Richter tersebut menelan banyak korban jiwa dan
mengakibatkan kerusakan fatal pada bangunan, tempat tinggal, dan
fasilitas-fasilitas umum. Yang disayangkan, tak ada peringatan dini akan gempa
tersebut karena belum adanya alat peringatan gempa.
Hal
itulah yang melatarbelakangi kelompok kami untuk membuat alat penanda gempa
sederhana dengan menggunakan salah satu prinsip yang dipelajari dalam fisika,
yaitu getaran.
1.2
Perumusan Masalah
Adapun
masalah yang diangkat dalam pembuatan alat penanda gempa sederhana ini adalah
sebagai berikut:
1.
Bagaimana cara membuat alat penanda gempa sederhana?
2.
Bagaimana prinsip kerja alat penanda gempa sederhana?
3.
Apa hubungan prinsip kerja dengan prinsip getaran dalam
pelajaran fisika?
1.3
Tujuan
Alat penanda
gempa sederhana ini dibuat dengan tujuan sebagai berikut:
1.
Untuk sarana peringatan dini bahaya gempa bumi dengan
menggunakan alat sederhana dan biaya yang murah
2.
Untuk menerapkan prinsip fisika dalam kehidupan sehari-hari
3.
Untuk mengaplikasikannya dalam bentuk alat yang berguna
1.4
Manfaat
Dengan pembuatan alat penanda gempa
sederhana ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai-berikut:
1.
Mendeteksi gempa secara dini sehingga dapat mengurangi
kerugian akibat gempa
2.
Mencegah jatuhnya korban jiwa akibat gempa
3.
Meningkatkan kesadaran akan bahaya gempa bumi bagi semua
kalangan
BAB II
LANDASAN TEORI
a. Getaran
Getaran
adalah gerak bolak balik
secara berkala melalui suatu titik keseimbangan. Pada umumnya setiap benda
dapat melakukan getaran. Suatu benda dikatakan bergetar bila benda itu bergerak
bolak balik secara
berkala melalui titik keseimbangan.
Beberapa
contoh getaran yang dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari antara lain sinar
gitar yang dipetik, bandul
jam dinding yang sedang bergoyang, ayunan anak-anak yang sedang
dimainkan, dan mistar
plastik yang dijepit pada salah satu ujungnya, lalu ujung lain diberi simpangan
dengan cara menariknya, kemudian dilepaskan tarikannya.

`
- titik A merupakan titik keseimbangan
- simpangan terbesar terjauh bandul ( ditunjuk
kan dengan jarak AB = AC ) disebut amplitudo getaran
- jarak tempuh B – A – C – A – B disebut satu
getaran penuh
Periode
adalah waktu yang dibutuhkan suatu benda untuk bergetar 1 getaran (s).
Frekuensi adalah banyaknya getaran suatu benda yang terjadi setiap 1 detik
(Hertz). Secara matematis dapat ditulis,

b.
Gelombang
Gelombang adalah bentuk fari getaran
yang merambat pada suatu medium. panjang satu gelombang dapat dihitung dari
jarak antara lembah dan bukit (transversal) atau jarak antara satu rapatan
dengan satu renggangan (longitudinal). Cepat rambat adalah jarak yang
dibutuhkan gelombang untuk merambat dalam waktu satu detik.
Macam-macam gelombang menurut arah
getarnya :
·
gelombang transversal adalah gelombang yang arah getarnya
tegak lurus terhadap arah rambatannya. Contoh: gelombang pada tali , gelombang
permukaan air, gelobang cahaya, dll.
![clip_image004[3][6].jpg](file:///C:/Users/PARAMI~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image008.jpg)
·
gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah getarnya
sejajar atau berimpit dengan arah rambatannya. Contoh: gelombang bunyi dan
gelombang pada pegas.

Persamaan Umum Gelombang
Besaran-besaran
dalam gelombang hampir sama dengan besaran-besaran yang dimiliki oleh getaran,
antara lain, periode, frekuensi, kecepatan, fase, amplitudo. Ada satu besaran
yang dimiliki oleh gelombang tetapi tidak dimiliki oleh getaran, yaitu panjang
gelombang.
Periode gelombang (T) adalah waktu yang
diperlukan oleh gelombang untuk menempuh satu panjang gelombang penuh.
Panjang gelombang (λ) adalah jarak yang
ditempuh dalam waktu satu periode (jarak antara A dan C)
Frekuensi gelombang adalah banyaknya
gelombang yang terjadi tiap satuan waktu.
Cepat rambat gelombang (v) adalah jarak
yang ditempuh gelombang tiap satuan waktu.

BAB III
PEMBAHASAN
3.1
Alat dan Bahan

Bahan-bahan untuk membuat alat penanda gempa ini adalah sbb:
1.
Bel pintu kabel
2.
Kawat listrik halus
3.
Kawat diameter 2 mm untuk dibuat
ring/cincin
4.
Pipa paralon (PVC)
5.
Unting-unting
6.
Paku secukupnya
Adapun alat-alat
yang digunakan adalah:
1.
Palu
2.
Tang
3.
Gergaji
4.
Papan triplek
3.2 Langkah Kerja
1.
Lubangi pipa di bagian atas dan tusukan paku sebagai
penggantung unting-unting
2.
Ikatkan kabel listrik pada unting-unting dengan panjang
kabel sedikit lebih panjang dari pipa
3.
Sambungkan kabel tersebut ke salah satu kabel yang ada di
bel dengan memasukkan kabel yang tersambung dengan unting-unting ke dalam pipa
4.
Sambungkan kabel lain dari bel ke salah satu kabel sumber
energi (baterai/aliran listrik)
5.
Sambungkan kabel dari sumber energi ke kawat cincin
6.
Susun rangkaian, letakkan kawat cincin di lingkaran
unting-unting tanpa mengenai unting-unting
7.
Sambungkan kabel ke sumber listrik
8.
Cobalah membuat gempa buatan dengan menggerakkan
unting-unting, dan perhatikan apa yang terjadi
3.3
Cara Kerja

Alat
penanda gempa terdiri atas 3 bagian utama yaitu sensor, rangkaian pengendali,
dn alarm.
Bagian
sensor merupakan rangkaian mekanik yang bekerja berdasarkan prinsip getaran.
Alat ini berfungsi untuk menangkap adanya getaran yang berupa gempa. Alat sensor
dibuat dalam bentuk bandul. Gempa bumi akan menyebabkan getaran pada bandul.
Sentuhan bandul pada kawat besi menyebabkan terjadinya aliran arus listrik.
Aliran listrik inilah yang menyebabkan bekerjanya rangkaian pengendali ini.
Rangkaian
pengendali menerima arus listrik melalui sensor jika menangkap adanya getaran.
Apabila ada getaran, arus listrik akan mengalir dari sumber listrik melalui
sensor sehingga alarm berbunyi (hidup).
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Dari pembuatan alat penanda gempa ini dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1.
Alat penanda gempa bumi ini bekerja atas prinsip getaran
2.
Getaran yang dihasilkan dapat menghasilkan energi listrik
yang diubah menjadi energy bunyi
4.2
Saran
Alat
pengendali gempa ini dapat dibuat dengan menggunakan bahan-bahan dan alat-alat
yang sederhana dan mudah dicari dengan biaya yang cukup terjangkau. Cara
pembuatannya pun mudah. Karena itu, alangkah baiknya jika memungkinkan, kita
sebagai pelajar mencoba membuat alat ini untuk alat peringatan gempa dini di
rumah masing-masing. Alat ini akan berguna terutama di daerah yang rawan gempa.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar