Mejikuhibiniu

Mejikuhibiniu
Kerudung Keren :D

Ahlan wa Sahlan

~Bismillahirrahmanirrahim~
Selamat Datang
Terimakasih telah Berkunjung

Semoga blog ini bermanfaat bagi Anda >.<
Mohon maaf apabila banyak kekurangan

SILAHKAN DI SHARE dan DIJADIKAN REFERENSI
Kunjungi Social Network saya yang lain :

Cari Blog Ini

Kamis, 20 Desember 2012

XI B.Indonesia - Menullis Karya Tulis Ilmiah


PENGARUH PEMAKAIAN HIJAB BAGI SISWI MUSLIM KELAS XI IPA 1
SMA NEGERI 2 CIBINONG
SMAVOS LOGO.jpg
KARYA TULIS
Diajukan untuk Melengkapi Tugas Penyusunan Karya Tulis Bidang Studi Bahasa Indonesia
di Kelas XI IPA

Oleh:
Nama                : Paramita Nirmalawati
Kelas                 : XI IPA 1
No. Induk           : 101110173

SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 2 CIBINONG
Jln. Karadenan Raya No. 05, Karadenan, Cibinong
JAWA BARAT

2011/2012

LEMBAR PENGESAHAN

Karya tulis yang berjudul

PENGARUH PEMAKAIAN HIJAB BAGI SISWI MUSLIM KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI 2 CIBINONG

ini telah dibaca dan disetujui pada bulan 13 April 2012

oleh:

Pembimbing



Heni Handayani, S.Pd
NIP: 197409112000032002
 
 Pembimbing



Heni Handayani, S.Pd
NIP: 197409112000032002
  





MOTTO HIDUP
جادة و جادة من
Man Jadda Wa Jada
Artinya : “Orang yang bersungguh-sungguh, pasti berhasil!”

 KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi kesempatan agar dapat menyelesaikan tugas penulisan karya tulis ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Karya tulis yang berjudul Pengaruh Pemakaian Hijab Bagi Siswi Muslim Kelas XI IPA 1 SMAN 2 Cibinong ini ditulis untuk melihat, mengkaji dan meneliti tentang pengaruh yang dirasakan para siswi muslim di kelas XI IPA 1 saat mereka memakai hijab pada tubuh mereka. Pasti banyak sekali manfaat yang dapat mereka peroleh dengan menutupi tubuh mereka dengan hijab. Selain itu  juga bertujuan untuk menyelesaikan tugas dalam bab Penulisan Karya Tulis Ilmiah dalam pelajaran bahasa Indonesia kelas XI semester 2 oleh guru Pembimbing bahasa Indonesia, Ibu Heni Handayani, S.Pd. selain itu dengan penulisan dan penelitian karya tulis ini penulis dapat memperoleh banyak pelajaran. Penulisan karya tulis ini juga didasarkan pada peraturan sekolah yang mewajibkan bagi setiap wanita muslim untuk mengenakan hijab saat di sekolah yang sesuai dengan syariat islam, tetapi sekolah tidak mewajibkannya saat mereka berada di luar lingkungan sekolah.
Tentunya dalam penulisan karya tulis ini tidak sepenuhnya berjalan dengan lancar, ada beberapa halangan yang menghambat proses penulisan karya tulis ini. Tetapi dengan niat, semangat dan usaha yang sungguh-sungguh, penulis dapat mengatasi hambatan-hambatan tersebut sehingga penulisan karya tulis ini dapat terselesaikan.
Dalam penulisan karya tulis ini, tidak sedikit bantuan yang telah diberikan oleh orang lain sehingga karya tulis ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada,
-          Orangtua penulis
-          Guru pembimbing Bahasa Indonesia kelas XI SMA Negeri 2 Cibinong, Ibu Heni Handayani, S.Pd
-          Teman-teman kelas XI IPA 1 penulis yang telah memberi banyak inspirasi, khususnya teman-teman akhwat kelas XI IPA 1
-          Dan seluruh pihak yang telah membantu penulis
Penulisan karya tulis ini tentunya masih banyak kekurangan. Mohon maaf apabila dalam pemilihan kata dalam bahasa Indonesia (diksi) yang kurang didalami oleh penulis, penjelasan yang mungkin kurang berkenan dihati para pembaca dan pengambilan sampel yang hanya dalam suatu lingkup wilayah yang sempit.
Penulis berharap dengan terselesaikannya penulisan karya tulis ini, para pembaca dapat mengetahui berbagai macam hal mengenai hijab, manfaat, tujuan, definisi, cara pemakaian dan lain sebagainya.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Bogor, April 2012

Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar…….…………………………………………………………………………………………..  iv
Daftar Isi…….………………………………………………………………………………………………….. vi
Bab I Pendahuluan…….………………………………………………………………………………………  1
A.      Latar Belakang…….…………………………………………………………………………….  1
B.      Rumusan Masalah…….………………………………………………………………………..  2
C.     Tujuan Penulisan…….…………………………………………………………………………   2
D.     Metode Penelitian…….…………………………………………………………………………  2
E.      Manfaat Penelitian………………………………………………………………………………  4
F.      Ruang Lingkup…….…………………………………………………………………………….  4
G.     Hipotesis…….…………………………………………………………………………………..  6
H.     Sistematika Penulisan…….……………………………………………………………………  7
Bab II Landasan Teori…….…………………………………………………………………………………..  9
A.      Teori Tindakan Sosial…………………………………………………………………………..  9
B.      Teori Agama Islam…….……………………………………………………………………….. 11
Bab III Pembahasan…….…………………………………………………………………………………….. 15
Bab IV Penutup…….………………………………………………………………………………………….. 26
A.      Kesimpulan…...…………………………………………………………………………………. 26
B.      Saran…….……………………………………………………………………………………….  26
Daftar Pustaka…….…………………………………………………………………………………………..  28
Lampiran…….………………………………………………………………………………………………….  29
Biodata Penulis…….………………………………………………………………………………………….. 32


BAB 1
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Pakaian adalah salah satu kebutuhan primer bagi kehidupan manusia yang disebut juga dengan kebutuhan sandang. Banyak sekali manfaat pakaian bagi kehidupan manusia di dunia, diantaranya sebagai pelindung manusia dari cuaca, teriknya matahari siang dan dinginnya malam, berlindung dari berbagai macam penyakit yang banyak tersebar di lingkungan sekitar, melindungi kulit dan lain-lain. Pakaian terbuat dari kain yang disatukan dari benang yang dipintal dari kapas. Banyak model pakaian yang tersedia di dunia, mulai dari rok, kemeja, celana, kaos dan lain-lain dengan bahan yang berbeda-beda.
Studi terhadap kutu menunjukkan bahwa manusia berpakaian sejak 170.000 tahun lalu. Sebuah studi di Universitas Florida yang mempelajari evolusi kutu menemukan data bahwa manusia modern mulai mengenakan pakaian sekitar 70.000 tahun sebelum bermigrasi ke daerah yang lebih tinggi dan beriklim lebih dingin. Migrasi itu sendiri terjadi kira-kira 100.000 tahun lalu
Model berpakaian banyak didatangkan dari berbagai Negara. Pakaian model  barat (benua Amerika dan Eropa) adalah model pakaian yang paling banyak dipakai oleh orang-orang di dunia. Mereka mendapatkan informasi model pakaian tersebut dari berbagai media elektronik, diantaranya internet dan televisi. Pakaian model barat tersebut sangat terbuka, mereka yang memakainya mengharuskan memperlihatkan aurat-aurat yang seharusnya ditutup. Tetapi masih banyak orang-orang yang kurang menyadari fakta tersebut. Banyak orang hanya berkata bahwa itu adalah hal yang biasa-biasa saja.
Pakaian model barat tersebut sangat tidak sesuai dengan syariat islam yang mewajibkan setiap manusia untuk menutup auratnya agar tidak terlihat oleh orang-orang yang bukan mahramnya. Akan ada banyak sekali manfaat bagi mereka yang mengikuti syariat islam tersebut, terutama bagi para wanita. Aurat mereka sangatlah harus ditutupi untuk menghindari bahaya nafsu orang-orang zaman sekarang yang sangat agresif, terutama bagi laki-laki.
Penutup aurat wanita lebih dikenal dengan kerudung atau jilbab yang sering disalahartikan. Wanita yang diwajibkan untuk menutup auratnya adalah seluruh wanita yang sudah baligh. Pada masa SMA, semua wanita pasti sudah baligh, maka diwajibkan untuk menutup auratnya. Dengan menutup aurat, maka akan terasa perbedaannya bagi tubuh kita maupun dalam bersosialisasi. Hal ini akan penulis bahas pada bab pembahasan.
B.      Rumusan Masalah
Dalam penulisan karya tulis ini, ada beberapa masalah yang diangkat oleh penulis berkenaan dengan judul karya tulis, yaitu:
a.       Apa yang dimaksud dengan hijab?
b.       Bagaimana sejarah hijab?
c.       Apa tujuan wanita berhijab?
d.       Apa saja manfaat yang diperoleh bagi wanita yang memakai hijab?
e.       Bagaimana syariat islam dalam pemakaian hijab bagi wanita?
f.        Apa saja dampak negatif yang dirasakan oleh pengguna hijab?

C.     Tujuan Penelitian
Dalam karya tulis ini, penulis meneliti mengenai pengaruh yang dirasakan oleh siswi muslim kelas XI IPA 1 saat mengenakan hijab. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk:
a.       Menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru pembimbing bahasa Indonesia, Ibu Heni Handayani, S.Pd
b.       Memahami apa sebenarnya pengertian hijab menurut siswi muslim kelas XI IPA .
c.       Mengetahui manfaat apa saja yang dirasakan oleh siswi muslim kelas XI IPA 1 saat mengenakan hijab.
d.       Mengetahui tujuan apa yang ingin dicapai siswi muslim kelas XI IPA 1 dalam pemakaian hijab.
e.       Mengetahui dampak negatif yang dirasakan siswi muslim kelas XI IPA 1.
f.        Mengetahui bagaimana pandangan siswi muslim kelas XI IPA 1 tentang syariat pemakaian hijab.
g.       Memberi pengetahuan kepada pembaca tentang hijab, manfaat, tujuan dan syariatnya dalam islam.

D.     Metode Penelitian
Dalam penelitian ini saya menggunakan metode penelitian dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami (Creswell, 1998:15). Bogdan dan Taylor (Moleong, 2007:3) mengemukakan bahwa metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan. Dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah instrumen kunci. Oleh karena itu, peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas jadi bisa bertanya, menganalisis, dan mengkonstruksi obyek yang diteliti menjadi lebih jelas. Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai. Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas, untuk mengetahui makna yang tersembunyi, untuk memahami interaksi sosial, untuk mengembangkan teori, untuk memastikan kebenaran data, dan meneliti sejarah perkembangan.
Tujuan utama penelitian kualitatif adalah untuk memahami (to understand) fenomena atau gejala sosial dengan lebih menitik beratkan pada gambaran yang lengkap tentang fenomena yang dikaji daripada memerincinya menjadi variabel-variabel yang saling terkait. Harapannya ialah diperoleh pemahaman yang mendalam tentang fenomena untuk selanjutnya dihasilkan sebuah teori. Karena tujuannya berbeda dengan penelitian kuantitatif, maka prosedur perolehan data dan jenis penelitian kualitatif juga berbeda.
Setidaknya ada delapan jenis penelitian kualitatif, yakni etnografi (ethnography), studi kasus (case studies), studi dokumen/teks (document studies), observasi alami (natural observation), wawancara terpusat (focused interviews), fenomenologi (phenomenology), grounded theory, studi sejarah (historical research).
Didalam karya tulis ilmiah ini, saya menggunakan penelitian kualitatif berjenis observasi alami (natural observation), yaitu  jenis penelitian kualitatif dengan melakukan observasi menyeluruh pada sebuah latar tertentu tanpa sedikitpun mengubahnya. Tujuan utamanya ialah untuk mengamati dan memahami perilaku seseorang atau kelompok orang dalam situasi tertentu. Misalnya, bagaimana perilaku seseorang ketika dia berada kelompok diskusi yang anggota berasal dari latar sosial yang berbeda-beda. Dan, bagaimana pula perilaku dia jika  berada dalam kelompok yang homogen. Peneliti menggunakan kamera tersembunyi atau isntrumen lain yang sama sekali tidak dikatahui oleh orang yang diamati (subjek). Peneliti bisa mengamati sekelompok anak ketika bermain dengan teman-temannya untuk memahami perilaku interaksi sosial mereka.
Penelitian dengan metode kualitatif akan di butuhkan sebuah proses wawancara kepada objek penelitian untuk mencari data. Wawancara adalah percakapan yang terjadi antara dua orang individu atau lebih mengenai suatu permasalahan, yang di dalamnya terdapat seorang atau beberapa pewawancara yang mewawancarai beberapa narasumber pada waktu dan tempat tertentu. Dalam penelitian ini akan di butuhkan banyak narasumber atau objek penelitian sebagai pembanding.
E.      Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini banyak manfaat yang dapat diperoleh penulis, diantaranya:
1.       Penulis dapat belajar menulis karya tulis.
2.       Penulis dapat meneliti kehidupan berhijab para siswi muslim kelas XI IPA 1.
3.       Penulis dapat mengetahui pendapat siswi muslim kelas XI IPA 1 mengenai hijab, manfaat, tujuan, syariat dan dampak negatifnya.
4.       Penulis dapat mempelajari lebih dalam mengenai hijab dalam islam.

F.      Ruang Lingkup
Dalam penelitian yang dilakukan penulis untuk menulis sebuah karya tulis ini, penulis meneliti hanya pada objek dalam ruang lingkup sempit, yaitu siswi muslim kelas XI IPA 1 di SMA Negeri 2 Cibinong.
SMA Negeri 2 Cibinong adalah sebuah rintisan sekolah bertaraf internasional satu-satunya di kabupaten Bogor. Sekolah ini terletak di jalan Karadenan Raya no. 05, kelurahan Karadenan, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Indonesia. Di lingkungan sekolah ini, banyak juga berdiri bangunan-bangunan sekolah lain, ada SMK Negeri 1 Cibinong, SMP Negeri 3 Cibinong, SMP Negeri 4 Cibinong, MTS Negeri Cibinong, dan TK Pembina.
Berikut ini akan dijelaskan sejarah singkat mengenai SMA Negeri 2 Cibinong,
Nama Sekolah                 : SMA Negeri 2 Cibinong
NPSN                             : 20200691
Kode Pos                        : 16913
Telepon                           : (0251) 654347
Faksimile                         : (0251) 654347
e-mail                              : sman2cibinong@sman2cibinong.sch.id
Website                           : www.sman2cibinong.sch.id
Tahun Berdiri                   : 1993
Luas Tanah                      : 11.416 m2
Luas Bangunan                : 3112   m2
Cibinong kawasan yang tertuang dalam buku sejarah, dan yang mengimplemetasikan sumpah Maha Patih Gajah Mada. Dan menjadikan tonggak perkembangan dunia telokomunikasi di Indonesia yang sekarang sudah kita saksikan, stasion mengendali satelit palapa. Dengan satelit palapa berjuta manfaat kita rasakan.
Tahun 1994 tonggak sejarah berulang kembali di daerah yang sama , dengan peristiwa lebih besar terlahirnya SMA Negeri 2 Cibinong ( Jl. Karadenan No.5 Cibinong Bogor 16913 ), tempat bersemainya putra putri terbaik kabupaten Bogor, sebagai pusat pengembangan sumber daya manusia ( SDM ).
Perkembangan SMA Negeri 2 Cibinong sampai saat ini mengalami perubahan perubahan seiring dengan pergantian kepala sekolah. Adapun kepemimpinan di SMA Negeri 2 Cibinong:
1.       Drs. Irlan Sumadi ( 1993  - 1995 ) periode ini SMA Negeri 2 Cibinong masih bergabung dengan SMA Negeri 1 sebagai induk, Nopember 1994 SMA Negeri 2 Cibinong berdiri sendiri,
2.       Drs. U.Ali Muchtar ( 1995 - 1996 ) periode SMA Negeri 2 Cibinong mencari bentuk dan masa pencarian identitas 1996 tahun pertama SMA Negeri 2 Cibinong meluluskan.
3.       Drs. Ali Rochman, MM ( 1997 - 1999 ). Periode pembentukan karakter dan mempertegas ekssitensi di Kabupaten Bogor.
4.       Dra. Hj. Tati Sumiati ( 1999 - 2005 ) periode yang panjang orientasi sekolah pada penazaman program yang beroientasi mutu dan dimulainya sekolah satu ship.
5.       Dra. Hj. Komariah ( 2005 - 2006 ) periode singkat dimulainya penekanan-penekanan pada orientasi prestasi.
6.       Dra. Hj. Zuraidah, MM ( 2006 - 2011). Periode dimulainya implementasi prestasi segala bidang, perubahan fisik, perubahan jam belajar, perubahan budaya sekolah dengan menerapkan Moving class, full day, dan pencanangan sekolah berbasisi ICT
7.       Drs. Hidayat, MM (2011 - Sekarang), Periode dari RSBI menjadi SBI dengan peningkatan kualitas baik akademk maupun non akademik, baik tingkat nasional maupun internasional.
Kemudian kelas-kelas di SMA Negeri 2 Cibinong dibagi menjadi kelas X, XI IPA, XI IPS, XII IPA, XII IPS. Pada penelitian ini, penulis meneliti siswi muslim kelas XI IPA 1. Murid kelas XI IPA 1 berjumlah 32 orang yang terdiri dari 15 orang laki-laki dan 17 orang perempuan. Semua murid kelas XI IPA 1 adalah muslim, jadi penulis meneliti beberapa dari 17 sample yang ada.
G.     Hipotesis
Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya.[1]
Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang akan diteliti.[2] Hipotesis menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan dengan hipotesis tersebut.[2] Dalam upaya pembuktian hipotesis, peneliti dapat saja dengan sengaja menimbulkan atau menciptakan suatu gejala.[2] Kesengajaan ini disebut percobaan atau eksperimen.[2] Hipotesis yang telah teruji kebenarannya disebut teori.[2]
Walaupun hipotesis penting sebagai arah dan pedoman kerja dalam penelitian, tidak semua penelitian mutlak harus memiliki hipotesis.[3] Penggunaan hipotesis dalam suatu penelitian didasarkan pada masalah atau tujuan penelitian.[2] Dalam masalah atau tujuan penelitian tampak apakah penelitian menggunakan hipotesis atau tidak.[2] Contohnya yaitu Penelitian eksplorasi yang tujuannya untuk menggali dan mengumpulkan sebanyak mungkin data atau informasi, tidak menggunakan hipotesis.[2] Hal ini sama dengan penelitian deskriptif, ada yang berpendapat tidak menggunakan hipotesis sebab hanya membuat deskripsi atau mengukur secara cermat tentang fenomena yang diteliti,[4] tetapi ada juga yang menganggap penelitian deskriptif dapat menggunakan hipotesis.[5] Sedangkan, dalam penelitian penjelasan yang bertujuan menjelaskan hubungan antar-variabel adalah keharusan untuk menggunakan hipotesis.[6]
Hipotesis dalam penelitian tentang pengaruh pemakaian hijab bagi siswi muslim kelas XI IPA 1 SMA Negeri 2 Cibinong akan diuraikan sebagai berikut:
Menurut penulis, hijab adalah penutup atau batasan yang harus dipenuhi. Dalam islam, banyak batasan yang tidak boleh dilewati setiap manusia, termasuk dalam hal berpakaian, sebenarnya hijab bukan hanya dalam berpakaian, dalam hal lain misalnya batasan-batasan antara perempuan dan laki-laki yang bukan mahram ataupun mahramnya, batasan-batasan dalam berwudhu, sholat ataupun ibadah lainnya. Kemudian menurut penulis berhijab betujuan untuk menunaikan perintah Allah sebagai Raja manusia di dunia, Allah memerintahkan kita untuk berhijab dengan menutup aurat yang ada di tubuh kita. Dalam penelitian ini, penulis hanya membahas tentang hijab pada wanita muslim. Sebenarnya dengan menggunakan hijab, banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh, diantaranya, para perempuan yang mengenakan hijab akan terlindung dari pandangan laki-laki yang tidak bertanggung jawab, dengan berhijab perempuan juga akan terlindungi kulitnya dari berbagai macam penyakit, bisa menambah pahala karena telah menunaikan perintah dari Allah dan lain sebagainya. Dalam mengenakan pakaian, ada batasan-batasan yang harus dipenuhi dan harus sesuai dengan perintah Allah dalam Al-Quran atau hadist, yaitu bagi wanita yang telah baligh wajib menurut auratnya pada seluruh bagian tubuh kecuali muka dan telapak tangan hingga pergelangan, tetapi itu adalah aurat bagi wanita dihadapan laki-laki yang bukan mahramnya, sedangkan dihadapan laki-laki mahramnya adalah dari tangan lengan atas sampai lutut. Telah banyak disebutkan di atas mengenai manfaat atau dampak positif pemakaian hijab, adapun dampak negatif yang akan dirasakan oleh para pamakai hijab, diantaranya pemakai hijab akan dirasa aneh oleh orang lain yang belum mengetahui tentang aturan tersebut, kemudian pemakaian hijab yang tebal akan terasa panas di badan dll.
H.     Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam karya tulis ini adalah sebagai berikut,
               I.     Sampul (cover)
             II.     KATA PENGANTAR
           III.     DAFTAR ISI
           IV.     DAFTAR TABEL
             V.     DAFTAR GAMBAR
1.         BAB I PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
B.      Rumusan Masalah
C.     Tujuan Penelitian
D.     Metode Penelitian
E.      Manfaat Penelitian
F.      Ruang Lingkup Penelitian
G.     Hipotesis Penelitian
H.     Sistematika Penulisan
2.         BAB II LANDASAN TEORI
3.         BAB III PEMBAHASAN
4.         BAB IV PENUTUP
A.      Kesimpulan
B.      Saran
           VI.    DAFTAR PUSTAKA
         VII.    LAMPIRAN – LAMPIRAN
       VIII.    BIODATA PENULIS
1.       ^ Vardiansyah, Dani. Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Indeks, Jakarta 2008. Hal.10
2.       ^ a b c d e f g h i j k (Inggris) Uma Sakaran, Research Methods for Business: A Skill Building Approach, second edition, New York: John Wiley& Sons, Inc, 1992, page. 7-19
3.       ^ (Inggris) James A. Black dan Dean J. Champion. 1992. Metoda dan Masalah Penelitian Sosial. Bandung, Eresco, hal.121.
4.       ^ Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, penyunting. 1989. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES, hal. 5.
5.       ^ (Inggris) L.R. Gay and P.L. Diehl.1992. Research Methods for Bussiness and Management. New York: MacMillan Publishing Company, page. 65
6.       ^ Suharsimi Arikunto.1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bina Aksara, hal. 64.




BAB II
LANDASAN TEORI
A. Teori Tindakan Sosial
Teori tindakan sosial diungkapkan oleh Max Weber. Karya Weber dalam sosiologi agama bermula dari esai Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme dan berlanjut dengan analisis Agama Tiongkok: Konfusianisme dan Taoisme, Agama India: Sosiologi Hindu dan Buddha, dan Yudaisme Kuno. Karyanya tentang agama-agama lain terhenti oleh kematiannya yang mendadak pada 1920, hingga ia tidak dapat melanjutkan penelitiannya tentang Yudaisme Kuno dengan penelitian-penelitian tentang Mazmur, Kitab Yakub, Yahudi Talmudi, Kekristenan awal dan Islam.
Tiga tema utamanya adalah efek pemikiran agama dalam kegiatan ekonomi, hubungan antara stratifikasi sosial dan pemikiran agama, dan pembedaan karakteristik budaya Barat.
Tujuannya adalah untuk menemukan alasan-alasan mengapa budaya Barat dan Timur berkembang mengikuti jalur yang berbeda. Dalam analisis terhadap temuannya, Weber berpendapat bahwa pemikiran agama Puritan (dan lebih luas lagi, Kristen) memiliki dampak besar dalam perkembangan sistem ekonomi Eropa dan Amerika Serikat, tapi juga mencatat bahwa hal-hal tersebut bukan satu-satunya faktor dalam perkembangan tersebut. Faktor-faktor penting lain yang dicatat oleh Weber termasuk rasionalisme terhadap upaya ilmiah, menggabungkan pengamatan dengan matematika, ilmu tentang pembelajaran dan yurisprudensi, sistematisasi terhadap administrasi pemerintahan dan usaha ekonomi. Pada akhirnya, studi tentang sosiologi agama, menurut Weber, semata-mata hanyalah meneliti satu fase emansipasi dari magi, yakni "pembebasan dunia dari pesona" ("disenchanment of the world") yang dianggapnya sebagai aspek pembeda yang penting dari budaya Barat.
Sumbangan Weber yang tidak kalah pentingnya ialah kajianya mengenai konsep-konsep dasar dalam sosiologi. Dalam uraian ini weber menyebutkan pula bahwa sosiologi ialah ilmu yang berupaya memahami tindakan sosisl. Ini tampak dari definisi berikut ini:
Sociology… is a science which attempts the interpretive understanding of social action in order thereby to arrive at a casual explanation of its course and effects (Weber, 1964:88)
Arti penting tulisan ini ialah bahwa dikemudian hari tulisan ini menjadi acuan bagi dikembangkanya teori sosiologi yang membahas interaksi sosial. Namun yang perlu juga dikemukakan di sini ialah bahwa pendekatan sosiologi yang diusulkan Weber dalam tulisan ini ternyata tidak menjadi tuntunan baginya untuk melihat masyarakat. Tulisan-tulisan Weber yang lain seperti bukunya mengenai Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme, mengenai soiologi agama, mengenai Agama Yahudi, mengenai Agama India, mengenai Agama China dan sebagainya tidak difokuskan pada interaksi sosial, melainkan pada masalah-masalah berskala besar dan berjangka panjang yang menyangkut masyarakat serta hubungan antar kelompok dan antar kelas yang terjadi di dalamnya. Dari uraian singkat ini nampak bahwa salah satu sumbangan penting Weber bagi sosiologi disamping sumbangan pemikiranya berupa usaha menjelaskan proses perubahan jangka panjang yang melanda Eropa Barat- ialah usahanya untuk mendefinisikan dan menjabarkan pokok bahasan sosiologi.
Bagi Weber sosiologi ialah suatu ilmu yang mempelajari tindakan sosial (social action), sebagaimana dapat kita lihat pada perumusan berikut ini:
Sociology… is a science which attempts the interpretive understanding of social action in order thereby to arrive at a casual explanation of its course and effects (Weber, 1964:88).
Apa yang dimaksudkan Weber dengan tindakan sosial adalah bahwa tidak semua tindakan  manusia dapat dianggap sebagai tindakan sosial. Suatu tindakan hanya dapat disebut tindakan sosial apabila tindakan tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan perilaku orang lain, dan berorientasi pada perilaku orang lain. Menyanyi di kamar mandi untuk menghibur diri sendiri misalnya, tidak dapat kita anggap sebagai tindakan sosial. Tetapi menyanyi di kamar mandi dengan maksud menarik perhatian orang lain memang merupakan suatu tindakan sosial. Bunuh diri yang terjadi karena tidak dapat lagi menahan penderitaan yang disebabkan suatu penyakit menahun atau karena gangguan jiwa bukan tindakan sosial; tetapi bunuh diri untuk menghukum suami yang menyeleweng atau karena rasa malu setelah melakukan kesalahan merupakan tindakan sosial.
Menurur Weber, suatu tindakan ialah perilaku manusia yang mempunyai makna subyektif bagi pelakunya. Dari dua contoh di atas nempak bahwa tindakan yang sama –menyanyi, bunuh diri- dapat mempunyai makna berlainan bagi pelakunya. Karena sosiologi bertujuan memahami (Verstehen) mengapa tindakan sosial mempunyai arah dan akibat tertentu, sedangkan tiap tindakan mempunyai makna subyektif bagi pelakunya, maka ahli sosiologi yang hendak melakukan penafsiran makna, yang hendak memahami makna subyektif suatu tindakan sosial harus dapat membayangkan dirinya di tempat pelaku untuk dapat ikut menghayati pengalamanya (put one’s self imaginatively in the place of the actor and thus sympathetically to participate in his experiences. Weber, 1964:90). Hanya dengan menempatkan diri di tempat seorang pelacur atau seorang pelaku bunuh diri sajalah, misalnya, seorang ahli sosiologi dapat memahami makna subyektif tindak sosial mereka; memahami mengapa tindakan sosial tersebut dilakukan serta dampak dari tindakan tersebut. Sebagaimana seperti yang dijelaskan mengenai sejarah sosiologi, maka sosiologi muncul setelah terjadi ancaman terhadap dunia yang dianggap nyata; sosiologi muncul setelah terjadi perubahan mendasar dan berjangka panjang di Eropa seperti industrialisasi, urbanisasi, rasionalisasi. Untuk menjelaskan proses-proses tersebut para ahli sosiologi berteori. Teori merupakan suatu kegiatan yang bertujuan menjelaskan sebab-sebab terjadinya suatu gejala. Inti penjelasan ilmiah ialah pencarian faktor-faktor penyebab. Dalam proses ini dibedakan antara faktor yang harus dijelaskan (explanandum) dan faktor penyabab (explanans), atau antara konsep variabel tergantung dan variabel bebas. Disamping penjelasan kasual dikenal pula penjelasan fungsional. Sosiologi mempunyai banyak teori dan banyak paradigma maka sosiologi dinamakan suatu ilmu paradigma majemuk. Hal ini merupakan jawaban mengapa dan bagaimana masyarakat dimungkinkan, dan dikenal dengan nama the problem of order. Teori-teori yang mengkhususkan diri pada interaksi sosial mula-mula bersumber pada pemikiran para tokoh sosiologi klasik dari Eropa seperti Simmel dan Weber. Weber memperkenalkan interaksionalisme simbolis dengan menyatakan bahwa sosiologi ialah ilmu yang berusaha memahami tindakan sosial.
Kesimpulan dari teori ini adalah,
-          Sosiologi adalah ilmu yang berusaha memberikan pengertian tentang aksi-aksi sosial.
-          Teori Ideal Typus, yaitu suatu kosntruksi dalam pikiran seorang peneliti yang dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisis gejala-gejala dalam masyarakat.
-          Ajaran-ajarannya sangat menyumbang sosiologi, misalnya analisisnya tentang wewenang, birokrasi, sosiologi agama, organisasi-organisasi ekonomi dan seterusnya.

B.   Teori Agama Islam
1.   
Al-Quran Surat Al-Ahzaab ayat 59
“Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anakmu, dan wanita-wanita kaum muslim agar mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka, yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”


2.   
Al-Quran Surat An-Nur ayat 31
“Dan katakanlah kepada perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka dan ….”
3.    Al-Quran Surat Al-Ahzaab ayat 32
“Wahai istri-istri Nabi! Kamu tidak seperti perempuan-perempuan yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk (melemah lembutkan suara) dalam berbicara sehingga bangkit nafsu orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik.” 
4. Hadist tidak diwajibkannya menutup wajah dan telapak tangan
Mas’adah bin Ziyad menukil dari Imam Ja'far Shadiq a.s. ketika beliau ditanya tentang perhiasan yang boleh untuk ditampakkan, Imam menjawab:”Wajah dan telapak  tangan.” (Himyari, Abdullah bin Ja’far, Qurb al-Isnad,  Nainawa, Tehran, juz 2, hal 40.)
Mufaddhal bin Umar bertanya kepada Imam Shadiq a.s. tentang wanita yang meninggal di perjalanan dan di sana tidak ada laki-laki muhrim atau wanita yang memandikannya. Imam menjawab: “Anggota-anggota tubuh yang wajib untuk ditayamumi hendaklah dibasuh akan tetapi tidak boleh menyentuh badannya, dan juga tidak boleh menampakkan kecantikan yang Allah wajibkan untuk ditutupi. Mufaddhal bertanya kembali: “Bagaimana caranya?” Imam menjawab: “Pertama membasuh bagian dalam telapak tangan, kemudian wajah dan bagian luar tangannya.” (Ibnu Babuwaih Qumi, Muhammad bin Ali, Man La Yahdhuruhul Faqih, Intisyarat Jamiah Mudarrisin, Qom, tahun 1413 H. Q, jilid 1, hal 156.) Dari sini kita dapat memahami bahwa tangan dan wajah bukan termasuk anggota badan yang wajib untuk ditutupi.
Ali bin Ja'far ditanya tentang  batasan seorang laki-laki dapat melihat wanita non muhrim, Imam menjawab: “Wajah, telapak tangan dan pergelangan tangan.” (Qurb al-Isnad, hal 102)
Dalam hadis lain juga disebutkan bahwa pada suatu hari Jabir bin Abdullah bersama Rasulullah menuju rumah putrinya Sayyidah Fathimah. Sesampainya di pintu rumah, Rasulullah mengucapkan salam dan meminta izin kepada putrinya untuk masuk sambil memberitahukan bahwa dia bersama Jabir bin Abdullah. Sayyidah Fathimah meminta beliau untuk menunggu sebentar karena pada waktu itu beliau belum menutup rambutnya. Setelah Sayyidah Fathimah menutup rambutnya, Rasulullah dan Jabir masuk ke rumah Sayyidah Fathimah. Rasulullah melihat wajah putrinya pucat dan kekuning-kuningan, kemudian bertanya mengapa hal ini terjadi. Sayyidah Fathimah menjawab bahwa wajah pucatnya  dikarenakan rasa lapar yang menderanya. Mendengar hal itu Rasulullah langsung berdoa kepada Allah agar menghilangkan rasa lapar yang diderita oleh putrinya. (Al-Kafi, jilid 5, hal 528)
5.    Hadist diwajibkan berhijab dihadapan wanita Yahudi dan Nasrani
Imam Shadiq a.s. bersabda: “Tidak dibenarkan seorang wanita muslim menampakkan auratnya di hadapan wanita Yahudi dan Nasrani, karena mereka akan menceritakan ciri-ciri jasmaninya kepada suami-suami mereka.  (Al-Hurr al-Amili, Muhammad bin Hasan, Wasail as-Syiah, cetakan pertama, Muassasah Alul Bait li Ihya’i Turats, Qum, tahun 1409 H. Q, juz 20, hal 184.)
6.    Hadist tentang ciri-ciri dan waktu hijab
Imam Shadiq a.s. bersabda: “Bukan termasuk maslahat jika wanita memakai kerudung dan baju yang tipis. (Ibid, juz 4, hal 388.)
Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib bersabda: “Selamat bagi kalian yang memakai baju yang tebal, karena sebenarnya orang yang memakai baju yang tipis maka imannya pun tipis. (Akbari, Muhammad Ridha, Tahlil-e Nu wa ‘Amali az Hejab dar Ashre Hazer, cetakan keempat, Payame Itrat, Isfahan tahun 1377 H. Sy,  hal 60.)
Imam Shadiq a.s. bersabda: “Cukuplah sebagai tolok ukur kehinaan seseorang ketika dia memakai baju yang menyebabkan kemasyhurannya. (Wasail as-Syiah, juz 5, hal 24.)
Imam Shadiq bersabda: “Rasulullah Saw selalu melarang laki-laki untuk menyerupai wanita dan melarang wanita untuk menyerupai laki-laki dalam segi berpakaian. (Ibid, juz 5, hal 25.)
7.    Hadist tentang balasan bagi mereka yang tidak berhijab
Rasulullah saw bersabda: “Wanita yang di neraka menggantungkan dirinya dengan rambutnya adalah wanita yang tidak menutup rambutnya di hadapan selain muhrim. (Tahlil-e Nu wa ‘Amali az Hejab dar Ashre Hazer, hal 88.)
Rasulullah saw bersabda: “Dua golongan penghuni Jahanam belum pernah aku lihat. Kelompok yang disiksa dengan sebuah pecut (menyerupai ekor sapi). Kedua para wanita yang berbusana namun telanjang (mereka yang mengenakan baju tipis dan transparan)... (Sahih Muslim, juz 3, hal 1680, sesuai penukilan kitab Tahlile Nu wa ‘Amali az Hejab dar Ashre Hazer.)



BAB III
PEMBAHASAN
A.      Apa yang dimaksud dengan hijab?
“Hijab” adalah istilah yang digunakan oleh banyak kaum muslimah sebagai penutup kepala mereka, ada yang menutupi wajah mereka juga kecuali mata, dan kadang2 juga menutupi satu mata. Kata “hijab” dalam bahasa Arab bisa diartikan sebagai kerudung. Arti lain dari kata “hijab” adalah tabir, penutup, lapisan, korden, tirai, pembatas, pembagi.
Kata “hijab” muncul dalam Al-Qur’an 7 kali, lima diantaranya sebagai “Hijab” dan dua kali sebagai “Hijaban (un),” yaitu dalam surah 7:46, 33:53, 38:32, 41:51, 17:45 & 19:17.
Tidak satupun dari kata “Hijab” tersebut yang mengacu kepada apa yang disebut kaum muslimin saat ini yaitu jilbab sebagai peraturan berpakaian untuk kaum muslimah. Hijab dalam Al-Qur’an tidak ada hubungannya dengan jilbab. Tetapi berdasarkan arti kata hijab yaitu sebagai penutup, lapisan dan lain-lain, hijab dapat diartikan pula sebagai jilbab atau khamar, hanya saja dalam Al-Quran, hijab bukan berarti jilbab atau khamar.
Sayangnya, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan penulis, sedikit murid muslim perempuan kelas XI IPA 1 yang tahu apa artinya hijab, tetapi ada juga yang mengerti hanya saja kurang tepat pengertiannya.
B.      Bagaimana sejarah hijab?
Sementara banyak kaum muslimin menyebut “Hijab” sebagai peraturan berpakaian Islami, mereka sepenuhnya mengabaikan kenyataan bahwa Hijab sebagai peraturan berpakaian, tidak ada hubungannya dengan Islam dan tidak ada hubungannya dengan Al-Qur’an.
Dalam kenyataannya “Hijab” adalah tradisi lama kaum Yahudi yang dimasukkan dalam buku-buku hadith seperti banyak pembaharuan-pembaharuan yang mengkontaminasi (mencemarkan) Islam yang dinyatakan melalui Hadith dan Sunnah. Hijab ini dalam kenyataannya berasal dari kaum Yahudi. Setiap pelajar yang mempelajari tradisi Yahudi atau buku-buku agama Yahudi akan mengetahui bahwa penutup kepala untuk kaum wanita Yahudi dianjurkan oleh para Rabbi dan pemimpin-pemimpin agama. Kaum wanita Yahudi masih menutupi kepala mereka hampir sepanjang waktu dan khususnya dalam acara-acara synagogues (tempat beribadat), perkawinan dan perayaan keagamaan.
Wanita2 Kristen menutup kepala mereka dalam banyak acara keagamaan sementara para biarawati menutup kepala mereka sepanjang waktu. Praktek agama menutup kepala ini sudah ada ribuan tahun sebelum para ahli Muslim mengklaim hijab sebagai peraturan berpakaian kaum muslimah.
Orang2 Arab, Yahudi, Kristen dan Muslim biasa menggunakan “Hijab”, bukan karena Islam tapi karena tradisi atau kebiasaan. Di Arab Saudi, sampai detik ini, kebanyakan para prianya menutup kepala mereka, bukan karena Islam tapi karena tradisi. Afrika Utara dikenal karena sukunya (Tuareg) yang mengharuskan kaum prianya memakai “Hijab” dan bukannya kaum wanita.
Jika memakai Hijab adalah pertanda kealiman dan kebajikan kaum muslimah, ibu Teresa seharusnya menjadi wanita pertama yang diperhitungkan. Dan dia bukan seorang muslim. Singkat kata, hijab adalah tradisi berpakaian dan tidak ada hubungannya dengan Islam ataupun agama. Di daerah-daerah tertentu di dunia, kaum pria lah yang memakai hijab dan bukannya kaum wanita.
Mencampur-adukkan agama dan tradisi adalah musyrik, sebab dengan tidak mengetahui (atau tidak berusaha mencari tahu) apa yang Allah perintahkan untuk kamu lakukan dalam bukuNya, Al-Qur’an, berarti mengabaikan Allah dan perintahNya. Ketika tradisi menggantikan firman Allah, agama menjadi tempat kedua.
C.     Apa tujuan wanita berhijab?
1.       Sebagai bentuk ketaatan kepada Allah dan RasulNya.

Ketaatan merupakan sumber kebahagian dan kesuksesan besar di dunia dan akherat. Seseorang tidak akan merasakan manisnya iman manakala ia enggan merealisasikan,mengaplikasikan serta melaksanakan segenap perintah Allah dan RasulNya.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman. 
"Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar". [Al Ahzab:71]
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda. 
"Sungguh akan merasakan manisnya iman, seseorang yang telah rela Allah sebagaiRabb, Islam sebagai agama, dan Muhammad sebagai Rasul utusan Allah". [HR Muslim].

2.       Tidak pamer aurat dan keindahan tubuh
Pamer aurat dan bentuk keindahan tubuh merupakan bentuk maksiat yang mendatangkan murka Allah dan RasulNya.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.
"Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan RasulNya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata". [Al Ahzab:36]. 
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Setiap umatku (yang bersalah) akan dimaafkan, kecuali orang yang secara terang-terangan (berbuat maksiat)". [Muttafaqun alaih].
Sementara wanita yang pamer aurat dan keindahan tubuh sama artinya dia telah berani menampakkan kemaksiatan secara terang-terangan.
3.        Meredam berbagai macam fitnah (kerusakan)
Jika berbagai macam fitnah redup dan lenyap, maka masyarakat yang dihuni oleh kaum wanita berhijab akan lebih aman dan selamat dari fitnah. Sebaliknya, masyarakat yang dihuni oleh wanita yang gemar bertabarruj (berdandan seronok), pamer aurat dan keindahan tubuh, sangatlah rentan terhadap ancaman berbagai fitnah dan pelecehan seksual serta gejolak syahwat yang membawa malapetaka dan kehancuran yang sangat besar. Jasad yang bugil jelas akan memancing perhatian dan pandangan berbisa. Itulah tahapan pertama bagi penghancuran dan pengrusakan moral dan peradaban sebuah masyarakat.
4.       Tidak mengundang fitnah bagi laki-laki.
Seorang wanita apabila memamerkan bentuk tubuh dan perhiasannya di hadapan laki-laki bukan mahram, jelas akan mengundang perhatian kaum laki-laki hidung belang dan serigala berbulu domba. Jika ada kesempatan mereka pasti akan memangsa dengan ganas laksana singa sedang kelaparan.
Seorang penyair berkata,
"Berawal dari pandangan lalu senyuman kemudian salam disusul pembicaraan lalu berakhir dengan janji dan pertemuan".
5.       Menjadi lebih terhormat
Seorang wanita muslimah yang menjaga hijab, secara tidak langsung ia berkata kepada semua kaum laki-laki, “Tundukkanlah pandanganmu, aku bukan milikmu dan kamu juga bukan milikku. Aku hanya milik orang yang dihalalkan Allah bagiku. Aku orang merdeka yang tidak terikat dengan siapapun dan aku tidak tertarik dengan siapapun karena aku lebih tinggi dan jauh lebih terhormat dibanding mereka.”
Adapun wanita yang bertabarruj atau pamer aurat dan menampakkan keindahan tubuh di depan kaum laki-laki hidung belang, secara tidak langsung ia berkata, “Silahkan anda menikmati keindahan tubuhku dan kecantikan wajahku. Adakah orang yang mau mendekatiku? Adakah orang yang mau memandangku? Adakah orang yang mau memberi senyuman kepadaku? Ataukah ada orang yang berseloroh, “Aduhai betapa cantiknya dia?”. Mereka berebut menikmati keindahan tubuhnya dan kecantikan wajahnya hingga mereka pun terfitnah.
Manakah di antara dua wanita di atas yang lebih merdeka? Jelas, wanita yang berhijab secara sempurna akan memaksa setiap lelaki untuk menundukkan pandangan mereka dan bersikap hormat ketika melihatnya, hingga mereka menyimpulkan bahwa dia adalah wanita merdeka, bebas dan sejati.
Oleh karena itu, Allah Subhanahu wa Ta'ala menjelaskan hikmah di balik perintah mengenakan hijab dengan firmanNya.
"Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Pengasih". [Al Ahzab : 59]
Wanita yang menampakkan aurat dan keindahan tubuh serta kecantikan parasnya, laksana pengemis yang merengek-rengek untuk dikasihani. Tanpa sadar mereka rela menjadi mangsa kaum laki-laki bejat dan rusak.  Dan dia telah menjerumuskan dirinya dalam kehancuran dan malapetaka hidup.
D.     Apa saja manfaat yang diperoleh bagi wanita yang memakai hijab?
1.    Selamat dari azab Allah (azab neraka)
“Ada dua macam penghuni Neraka yang tak pernah kulihat sebelumnya; sekelompok laki-laki yang memegang cemeti laksana ekor sapi, mereka mencambuk manusia dengannya. Dan wanita-wanita yang berpakaian namun telanjang, sesat dan menyesatkan, yang dikepala mereka ada sesuatu mirip punuk unta. Mereka (wanita-wanita seperti ini) tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya. Sedangkan bau surga itu tercium dari jarak yang jauh” (HR. Muslim).
Imam An-Nawawi rahimahullah menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan “Wanita-wanita yang berpakaian namun telanjang” ialah mereka yang menutup sebagian tubuhnya dan menampakkan sebagian lainnya dengan maksud menunjukkan kecantikannya.
“Wanita-wanita yang berpakaian namun telanjang” ialah mereka yang menutup sebagian tubuhnya dan menampakkan sebagian lainnya dengan maksud menunjukkan kecantikannya.
2.    Terhindar dari pelecehan
Banyaknya pelecehan seksual terhadap kaum wanita adalah akibat tingkah laku mereka sendiri. Karena wanita merupakan fitnah (godaan) terbesar. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW,
“Sepeninggalku tak ada fitnah yang lebih berbahaya bagi laki-laki daripada wanita.” (HR. Bukhari)
Jikalau wanita pada zaman Rasul merupakan fitnah terbesar bagi laki-laki padahal wanita pada zaman ini konsisten terhadap jilbab mereka dan tak banyak lelaki jahat saat itu, maka bagaimana wanita pada zaman sekarang? Tentunya akan menjadi target pelecehan. Hal ini telah terbukti dengan tingginya pelecehan di negara-negara Eropa (wanitanya tidak berjilbab).
3.    Memelihara kecemburuan laki-laki
Sifat cemburu adalah sifat yang telah Allah SWT tanamkan kepada hati laki-laki agar lebih menjaga harga diri wanita yang menjadi mahramnya. Cemburu merupakan sifat terpuji dalam Islam.
“Allah itu cemburu dan orang beriman juga cemburu. Kecemburuan Allah adalah apabila seorang mukmin menghampiri apa yang diharamkan-Nya.” (HR. Muslim)
Bila jilbab ditanggalkan, rasa cemburu laki-laki akan hilang. Sehingga jika terjadi pelecehan tidak ada yang akan membela.

4.    Akan seperti biadadari surga
“Dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang menundukkan pandangannya, mereka tak pernah disentuh seorang manusia atau jin pun sebelumnya.” (QS. Ar-Rahman: 56)
“Mereka laksana permata yakut dan marjan.” (QS.Ar Rahman: 58)
“Mereka laksan telur yang tersimpan rapi.” (QS.Ash Shaffaat: 49)
Dengan berjilbab, wanita akan memiliki sifat seperti bidadari surga. Yaitu menundukkan pandangan, tak pernah disentuh oleh yang bukan mahramnya, yang senantiasa dirumah untuk menjaga kehormatan diri. Wanita inilah merupakan perhiasan yang amatlah berharga.
Dengan berjilbab, wanita akan memiliki sifat seperti bidadari surga.
5.    Mencegah penyakit kanker kulit
Kanker adalah sekumpulan penyakit yang menyebabkan sebagian sel tubuh berubah sifatnya. Kanker kulit adalah tumor-tumor yang terbentuk akibat kekacauan dalam sel yang disebabkan oleh penyinaran, zat-zat kimia, dan sebagainya.
Penelitian menunjukkan kanker kulit biasanya disebabkan oleh sinar Ultra Violet (UV) yang menyinari wajah, leher, tangan, dan kaki. Kanker ini banyak menyerang orang berkulit putih, sebab kulit putih lebih mudah terbakar matahari.
Kanker tidaklah membeda-bedakan antara laki-laki dan wanita. Hanya saja, wanita memiliki daya tahan tubuh lebih rendah daripada laki-laki. Oleh karena itu, wanita lebih mudah terserang penyakit khususnya kanker kulit.
Oleh karena itu, cara untuk melindungi tubuh dari kanker kulit adalah dengan menutupi kulit. Salah satunya dengan berjilbab. Karena dengan berjilbab, kita melindungi kulit kita dari sinar UV. Melindungi tubuh bukan dengan memakai kerudung gaul dan baju ketat. Kenapa? Karena hal itu percuma saja. Karena sinar UV masih bisa menembus pakaian yang ketat apalagi pakaian transparan. Berjilbab disini haruslah sesuai kriteria jilbab.
6.    Memperlambat gejala penuaan
Penuaan adalah proses alamiah yang sudah pasti dialami oleh semua orang yaitu lambatnya proses pertumbuhan dan pembelahan sel-sel dalam tubuh. Gejala-gejala penuaan antara lain adalah rambut memutih, kulit keriput, dan lain-lain.
Penyebab utama gejala penuaan adalah sinar matahari. Sinar matahari memang penting bagi pembentukan vitamin Dyang berperan penting terhadap kesehatan kulit. Namun, secara ilmiah dapat dijelaskan bahwa sinar matahari merangsang melanosit (sel-sel melanin) untuk mengeluarkan melanin, akibatnya rusaklah jaringan kolagen dan elastin. Jaringan kolagen dan elastin berperan penting dalam menjaga keindahan dan kelenturan kulit.
Krim-krim pelindung kulit pun tidak mampu melindungi kulit secara total dari sinar matahari. Sehingga dianjurkan untuk melindungi tubuh dengan jilbab.
E.      Bagaimana syariat islam dalam pemakaian hijab bagi wanita?
1.    Menutup seluruh badan, kecuali bagian yang boleh dibuka.
Allah berfirman surat An-Nur ayat 31:
“…Dan janganlah mereka (wanita-wanita beriman) menampakkan perhiasan mereka kecuali yang (biasa) nampak dari mereka.Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dada mereka…(QS. 24:31)
Allah melarang wanita menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa nampak. Tentang perhiasan yang biasa nampak, maka ada dua penafsiran ulama:
a)  Pakaian yang dikenakan. Ini pendapat Ibnu Mas’ud.
b)  Wajah dan dua telapak tangan. Ini merupakan pendapat sahabat: Aisyah, Ibnu Umar, dan Ibnu Abbas. Juga merupakan pendapat Ibnu Jarir, Al-Baihaqi, Adz-Dzahabi, Al-Qurthubi, Ibnul Qoththon, Al-Albani. Dan ini pendapat yang lebih kuat, karena merupakan amal yang berlaku pada banyak wanita di zaman Nabi dan setelahnya. (Jilbab Mar’atil Muslimah, hal: 41, 51, 52, 59).
Dengan demikian wanita muslimah wajib menutupi seluruh tubuhnya, kecuali wajah dan telapak tangan. Menutup wajah wanita tidaklah wajib, namun bukanlah perbuatan yang berlebihan, bahkan hal itu merupakan keutamaan, karena dilakukan oleh istri-istri Nabi dan sebagian sahabat wanita di zaman itu dan setelahnya
2.    Bukan merupakan perhiasan.
Tujuan perintah berjilbab adalah untuk menutupi perhiasan. Kalau jilbab/pakaian itu sendiri dihias-hias, dengan renda, bros, aksesoris, warna-warni yang menarik pandangan orang, maka ini termasuk “tabarruj” yang terlarang. Allah berfirman dalam surat An-Nur ayat 31:
“…Dan janganlah para wanita mukminat itu menampakkan perhiasan mereka… (QS. 24:31)
Allah juga berfirman dalam surat Al-Ahzaab ayat 33:
Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu tabarruj… (QS. 33:33)
Tabarruj artinya perbuatan wanita yang menampakkan perhiasannya, keindahan-keindahannya, dan segala yang wajib ditutupi, yang berupa perkara-perkara yang mendorong syahwat laki-laki”. (Jilbab Mar’atil Muslimah, hal:120)
Oleh karena itulah jika keluar rumah, hendaklah wanita memakai pakaian yang berwarna gelap, tidak menyala dan berwarna-warni sehingga akan menarik pandangan orang.
3.    Tebal, tidak menampakkan warna kulit
Karena jika kainnya tipis, maka berarti tidak menutup aurat.
Nabi Muhammad bersabda:
Dua jenis (manusia) di antara penduduk neraka, sekarang aku belum melihat mereka: Sekelompok laki-laki yang membawa cemeti-cemeti, seperti ekor-ekor sapi, mereka memukul manusia dengannya. Wanita-wanita yang berpakaian, (tetapi) mereka telanjang. Mereka menjauhkan orang lain (dari kebenaran), mereka (sendiri juga) menjauhi (kebenaran). Kepala mereka seperti punuk onta yang miring. Para wanita ini tidak akan masuk sorga dan tidak akan mendapatkan bau surga. Padahal baunya akan didapati dari jarak yang sangat jauh.(HR. Muslim, no: 2128)
Di antara penafsiran ulama terhadap sabda Nabi: “wanita-wanita yang berpakaian, (tetapi) telanjang”, yaitu mereka menutupi sebagian tubuhnya, tetapi menampakkan sebagian lainnya untuk memamerkan kecantikan atau mereka mengenakan pakaian yang tipis yang memperlihatkan warna kulitnya. Sehingga mereka itu berpakaian seperti lahiriyahnya, namun mereka telanjang karena tidak menutupi aurat. Oleh karena itulah Ibnu Hajar Al-Haitami menghitung perbuatan wanita yang memakai pakaian yang tipis yang menampakkan warna kulitnya termasuk dosa besar. (Az-Zawajir 1/127, 129)
Para ulama mengatakan: “Wajib menutupi aurat dengan apa yang tidak menampakkan warna kulit…” (Majmu’ Syarh Al-Muhadzdzab 3/170. Dinukil dari hal: (Jilbab Mar’atil Muslimah, hal:129, karya Syeikh Al-Albani)
4.    Longgar, tidak ketat yang membentuk anggota tubuh.
Usamah bin Zaid berkata: “Rasulullah memberiku pakaian tebal buatan Qibthi (Mesir) di antara yang dihadiahkan oleh Dihyah Al-Kalbi kepada beliau. Maka aku pakaikan kepada istriku. Kemudian beliau bertanya: “Kenapa engkau tidak memakai pakaian buatan Qibthi itu?” Aku menjawab: “Aku pakaikan kepada istriku”. Maka beliau bersabda: “Perintahlah dia agar memakai pakaian rangkap di dalamnya, karena aku khawatir pakaian itu membentuk ukuran tulangnya”. (HR. Dhiya’ Al-Maqdisi; Ahmad; Al-Baihaqi; dihasankan oleh Al-Albani di dalam131)
Yaitu menampakkan bentuk anggota tubuhnya, sebagaimana banyak dilakukan oleh wanita-wanita jahiliyah di zaman ini. Kaos ketat, celana jins ketat, berpakaian tetapi telanjang.
5.    Tidak diberi wewangian.
Nabi Muhammad saw bersabda:
Setiap mata pasti berzina. Dan jika wanita memakai minyak wangi lalu dia melewati majlis (laki-laki) maka dia ini dan itu, yakni pezina. (HR. Tirmidzi, no: 2786; Abu Dawud, no: 4173; dll)
6.    Tidak menyerupai pakaian laki-laki.
Abu Huroiroh berkata:
Rasulullah melaknat laki-laki yang memakai pakaian wanita dan wanita yang memakai pakaian laki-laki. (HR. Abu Dawud, no: 4098; Ibnu Majah; Ahmad; dll
Imam Adz-Dzahabi dan Ibnu Hajar Al-Haitami memasukkan ini dalam dosa-dosa besar. Dengan ini jelas bahwa wanita tidak boleh memakai pakaian yang khusus bagi laki-laki, seperti jaket, celana panjang, sorban, peci, topi, dsb. ((Jilbab Mar’atil Muslimah, hal:150)
Dan kaedah yang membedakan antara pakaian laki-laki dan wanita adalah apa yang pantas dan diperintahkan agama kepada laki-laki dan wanita. Wanita diperintahkan dengan menutupi diri, dan tidak pamer keindahan. (Lihat: (Jilbab Mar’atil Muslimah, hal:153)
7.    Tidak menyerupai pakaian wanita-wanita kafir atau fasik.
Secara umum agama Islam melarang umatnya menyerupai orang-orang kafir dalam segala perkara yang merupakan ciri khusus mereka. Termasuk dalam masalah pakaian. Maka wanita beriman terlarang meniru dan menyerupai pakaian wanita-wanita kafir atau fasik. Nabi Muhammad bersabda:
Barangsiapa menyerupai satu kaum, maka dia termasuk mereka. (HR. Abu Dawud, no: 4031; dll)
Setelah kita mengetahui hal ini, perhatikanlah yang ada pada kebanyakan wanita muslimat! Mereka banyak meniru mode-mode baju-baju wanita-wanita kafir dan fasik. Alangkah jauhnya mereka dari tuntunan agama yang haq.
8.    Bukan pakaian syuhroh (yang menjadikan terkenal).
Nabi Muhammad bersabda:
Barangsiapa memakai pakaian syuhroh, Allah akan memakaikan padanya pakaian kehinaan pada hari kiamat, kemudian dia dibakar padanya di dalam neraka. (HR. Abu Dawud, no: 4030; Ibnu Majah)
Ibnul Atsir berkata: “Yang dimaksudkan adalah bahwa pakaiannya menjadi terkenal di kalangan orang banyak, karena warnamya berbeda dengan warna-warna pakaian mereka, sehingga orang-orang mengangkat pandangan mereka kepadanya, dan dia berlagak dengan kebanggaan dan kesombongan”. (Dinukil dari Jilbab Mar’atil Muslimah, hal:213)
Syeikh Al-Albani berkata: “Pakaian syuhroh adalah setiap pakaian yang diniatkan agar terkenal pada manusia. Baik pakaian itu mahal/berharga, yang pemakainya mengenakannya untuk membanggakan dengan dunia dan perhiasannya, atau pakaian buruk/rendah yang pemakainya mengenakannya untuk menampakkan zuhud (menjauhi dunia) dan riya’. (Jilbab Mar’atil Muslimah, hal:213). Al-hamdulillah Roobil ‘Alamiin
F.    Apa saja dampak negatif yang dirasakan oleh pengguna hijab?
Ada saja pasti dampak yang diakibatkan oleh suatu hal, tak terkecuali berhijab bagi wanita muslim. Menurut penelitian yang dilakukan penulis melalui beberapa sample di kelas XI IPA 1, ada beberapa murid yang mengaku tidak merasakan dampak negative dari berhijab. Tetapi banyak beberapa penuturan yang merasakan dampak negatif berhijab, terutama di bidang sosial dan psikologis, yaitu sebagai berikut,
1.       Akan terasa panas sampai terjadi iritasi jika bahan yang digunakan untuk berhijab tidak sesuai dengan cuaca, atau bahan yang tidak enak digunakan.
2.       Jika memakai hijab yang terlalu tertutup dengan khamer (kerudung) yang sangat panjang, orang lain akan menyangka kita sebagai teroris/aliran sesat.
3.       Dicemooh oleh banyak orang, karena dianggap aneh dan tidak gaul.
4.       Sulit menjaga imannya dan tidak istiqomah menjalankannya, kadang berhijab dan pada waktu lain tidak.
5.       Sulit mengenakannya, karena akan lebih membutuhkan waktu yang lebih lama.
6.       Dianggap ‘sok’ ‘alim oleh teman-teman.
Begitulah penuturan murid perempuan kelas XI IPA 1 mengenai dampak negatif penggunaan hijab yang mereka rasakan.



BAB IV
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Hipotesis yang ditulis oleh penulis pada bab I pembukaan, benar, sesuai dengan informasi yang diambil dari berbagai sumber. Hijab adalah istilah yang digunakan oleh banyak kaum muslimah sebagai penutup kepala mereka, ada yang menutupi wajah mereka juga kecuali mata, dan kadang2 juga menutupi satu mata. Kata “hijab” dalam bahasa Arab bisa diartikan sebagai kerudung. Arti lain dari kata “hijab” adalah tabir, penutup, lapisan, korden, tirai, pembatas, pembagi.
Tujuan berhijab itu sendiri adalah sebagai bentuk ketaatan kepada Allah dan RasulNya, tidak pamer aurat dan keindahan tubuhm, meredam berbagai macam fitnah (kerusakan), tidak mengundang fitnah bagi laki-laki dan menjadi lebih terhormat. Sedangkan manfaat yang dapat diperoleh dari berhijab adalah selamat dari azab Allah (azab neraka), terhindar dari pelecehan, memelihara kecemburuan laki-laki, akan seperti biadadari surga, mencegah penyakit kanker kulit dan memperlambat gejala penuaan. Kemudian adapula syarat-syarat yang harus dipenuhi wanita saat berhijab yaitu menutup seluruh badan, kecuali bagian yang boleh dibuka, bukan merupakan perhiasan, tebal, tidak menampakkan warna kulit, longgar, tidak ketat yang membentuk anggota tubuh, tidak diberi wewangian, tidak menyerupai pakaian laki-laki, tidak menyerupai pakaian wanita-wanita kafir atau fasik dan bukan pakaian syuhroh (yang menjadikan terkenal).
Akibat dari penggunaan hijab akan diperoleh dampak-dampak negatif yang dirasakan penggunanya, tetapi lama-kelamaan dampak ini akan hilang karena sebuah kebiasaan, yaitu akan terasa panas sampai terjadi iritasi jika bahan yang digunakan untuk berhijab tidak sesuai dengan cuaca, atau bahan yang tidak enak digunakan, jika memakai hijab yang terlalu tertutup dengan khamer (kerudung) yang sangat panjang, orang lain akan menyangka kita sebagai teroris/aliran sesat, dicemooh oleh banyak orang, karena dianggap aneh dan tidak gaul, sulit menjaga imannya dan tidak istiqomah menjalankannya, kadang berhijab dan pada waktu lain tidak, sulit mengenakannya, karena akan lebih membutuhkan waktu yang lebih lama dan dianggap ‘sok’ ‘alim oleh teman-teman.

B.      Saran
Saran bagi pembaca agar selalu mentaati peraturan yang telah dibuat Allah dalam Al-Quran maupun hadist yang telah ada sejak berabad-abad lalu. Jika itu dilakukan, pasti akan mendapat banyak manfaatnya asalkan dilakukan dengan benar dan sesuai. Terutama bagi para wanita yang harus menutup auratnya, dengan begitu dia akan terjaga lagi dikenali bahwa dia adalah seorang muslim yang harus dihormati. Pasti akan ada balasan setiap pelanggaran hukum yang dilakukan di dunia, begitupun peraturan Allah, bahkan mungkin lebih kejam, jika tidak dibalas di dunia, pasti di akhirat nanti akan mendapat balasannya jika hingga akhir hayatnya belum juga bertaubat. Seperti yang sudah dipaparkan penulis pada bab II landasan teori tentang azab yang akan diterima bagi wanita yang tidak berhijab. Betapa berat siksaan Allah bagi orang-oraang yang tidak bertaubat.



DAFTAR PUSTAKA
Ad-Dahduh, Salman Nashif. Tt. Sahabat Bertanya Rasulullah Menjawab.Jakarta: Cendekia.
MJ, HaKa. Tt. Bahasa Indonesia untuk SMA kelas XI. Solo: CV. HaKa MJ.
Somad,  Adi Abdul, Aminudin dan Yudi Irawan. 2007. Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
http://hidayacht.mywapblog.com (pembahasan manfaat hijab)
http://id.wikipedia.org (landasan teori max weber)
http://sains.kompas.com (kutu pakaian)
http://sejarah.kompasiana.com (pembahasan sejarah hijab)
http://ustadzmuslim.com (pembahasan cara berhijab)
http://www.al-shia.org (landasan teori hijab alquran hadist)
http://www.penalaran-unm.org (metode penelitian)
http://www.sman2cibinong.sch.id (ruang lingkup)
http://www.wikipedia.com (hipotesis)



LAMPIRAN
Hasil Wawancara dengan beberapa siswi muslim kelas XI IPA 1
Pertanyaan Wawancara
1.       Menurut Anda, apa pengertian dari hijab?
2.       Jika Anda memakai hijab, apa tujuan Anda?
3.       Apa manfaat yang Anda peroleh ketika mengenakan hijab?
4.       Bagaimana menurut Anda syariat islam memerintahkan cara behijab?
5.       Adakah dampak negative yang Anda rasakan saat berhijab? Jika ada, sebutkan!
Jawaban
A.      Janan
1.       Hijab itu pembatas dan penutup diri
2.       Melaksanakan perintah Allah dan ternyata banyak manfaatnya
3.       Dihormati lawan jenis, terhindar dari kepanasan, bentuk tubuh tidak terlalu kelihatan
4.       Tidak memperlihatkan bentuk tubuh, menutupkan kerudung ke dada, menutupi bentuk tubuh, menutupi seluruh badan kecuali tangan sampai dengan pergelangan tangan dan muka, dan yang agak longgar
5.       Tergantung kerudungnya, kalo bahannya kurang enak jadi gerah, trus kalo pakenya terlalu panjang dikira teroris atau aliran sesat, tapai untungnya nggak pernah sih.
B.      Meliza
1.       Aku nggak tau, sedikit tau,  hijab itu pake kerudung
2.       Menutup aurat, menjaga dari hal-hal buruk, jadi nggak tampak banget bentuk tubuhnya
3.       Jadi lebih ngejaga diri sendiri dari bahaya perbuatan buruk, jadi lebih sadar dan bertanggung jawab
4.       Pake kerudung, baju yang gak ngebentuk tubuh/ tidak ketat, gapake yang nrawang, usahakan ciputnya jangan ciput yang kelihatan kuping (harus pake ciput), yang paling bagus sih nutupin dada, tapi aku sendiri belum (masih setengah-setengah)
5.       Tidak ada
C.     Cipta
1.       Kain yang menutupi aurat wanita khususnya di rambut
2.       Menutupi aurat
3.       Jaga diri, jadi gak digodain orang
4.       Menutup dada
5.       Tidak ada
D.     Khoirul
1.       Menutup aurat, bias menjaga jarak
2.       Menjaga diri, melaksanakan kewajiban aku sebagai wanita, mengikuti suri tauladan istri Rasul
3.       Lebih aman, lebih enak, lebih cantik, lebih seneng aja liat diri sendiri di kaca, laki-laki jadi gabisa ngedeketin aku seenaknya, jadi bisasadar diri untuk tidak melakukan larang-larangan Allah
4.       Diajarin ‘Ayun katanya, panjang kerudung di lengan 1 jengkal, di dada 2 jengkal/nutupin dada, lebih bagus lagi kayak istrinya Pak Ahmad, dan nggak nrawang
5.       Mamaku kaget, karena pas smp kan nggak gini-gini banget, sempet dicurigain keluarga, ikut aliran sesat, sempet bimbang sih, tapi lama-kelamaan nggak ada dampak  negatifnya
E.      Annandya
1.       Hijab itu, kerudung, aku cantik
2.       Kalau umumnya: melindungi diri dari hal negatif dan cuaca buruk, kalau islam: buat nutup aurat yang diwajibkan
3.       Untuk menjaga tindakan asusila, melindungi tubuh, jadi panutan bagi orang lain
4.       Pakaian yang sesuai sama tubuh, jangan maksain dengan trend atau model masa kini, sesuai dengan keadaan
5.       Kadang-kadang kalau bajunya bahannya gak enak jadi panas dan iritasi
F.      Nadya
1.       Gak tau
2.       Menutup aurat
3.       Terhindar dari sisi negatif, karena sekarang banyak pemerkosaan, dan yang banyak diperkosa tidak berhijab, lebih nigkatin iman dan takwa, lebih dekat dengan Allah, menuruti nasehat orang tua
4.       Pake kerudung, kalo keluar rumah juga pake hijab, gak pamer aurat, jangan lihatin bentuk tubuh, jangan berlebihan, jangan pamer perhiasan
5.       Diledekin, susah ngejaga hayi dan kerudungnya, kadang-kadang aja pakenya
G.     Jelita
1.       Hijab adalah kerudung
2.       Menjalankan kewajiban yang sudah diperintahkan Allah
3.       Gausah nyisir, jadi gak digodain laki-laki
4.       Kayak yang anak rohis, kerudung panjang
5.       Ribet
H.     Irdha
1.       Kerudung
2.       Menjalankan kewajiban yang sudah diperintahkan Allah
3.       Terhindar dari sinar matahari, hemat sampo, gausah nyisir, jadi gak digodain laki-laki
4.       Kayak yang anak rohis, kerudung panjang
5.       Diledekin sama temen-temen soalnya pada kget, trus dibilang sok alim
I.        Andyanti
1.       Pembatas, sesuatu yang ngendaliin dirinya sendiri
2.       Menjaga diri, memenuhi hokum-hukum islam
3.       Jadi putih, kalo panas gak kepanasan, kalo dingin, gak kedinginan, jadi gak suka digodain cowok-cowok
4.       Ditutupi sampai dada, rapi, auratnya gak kelihatan, gak ketat dan nyaman
5.       Ribet, harus butuh waktu lama, nyari hijabnya dengan ukuran yang pas susah, dianggap sok alim
J.       Dita Noviyanti
1.       Gak tau
2.       Buat nutup aurat
3.       Orang-orang jadi gak nafsu gitu, gak diganggu, kalo kemana-mana sendiri jadi ngerasa aman
4.       Tertutup, gak ketat, gak tipis, gak pamer aurat, gak pake daleman ninja yang kerudungnya dililit-lilit
5.       Gak pernah
K.      Tiara
1.       Kayak berkerudung, melaksanakan perintah Allah dan sunnah
2.       Untuk menutup aurat
3.       Gak dianggap murahan, dapet pahala, gak digodain cowok
4.       Menutup aurat, pake kerudung, gak ketat
5.       Gerah atau panas



BIODATA PENULIS
Paramita Nirmalawati atau Mita, begitulah teman-temannya biasa memanggil. Lahir di Malang, pada hari Rabu, 5 April 1995. Seorang perempuan Muslim ini memulai pendidikannya di sebuah taman kanak-kanak di Batu, kota kecil, sejuk nan indah di provinsi Jawa Timur, yang bersebelahan dengan kota Malang. Melanjutkan sekolah dasar yang letaknya bersebelahan dengan taman kanak-kanak lulusannya. Memulai kehidupannya di ibukota Negara yang sangat ramai dan penuh sesak saat berusia 10 tahun, karena ayahnya dipindah tugaskan oleh kantor tempat beliau bekerja. Tak lama sekitar satu setengah tahun, ayahnya berhenti bekerja dan memutuskan untuk pindah ke provinsi Jawa Barat tepatnya di Kabupaten Bogor. Mita bersekolah di SD sampai lulus, dia adalah lulusan terbaik di sekolahnya, kemudian melanjutkan pendidikannya ke SMP Negeri 2 Cibinong. Setelah lulus dia berimpian untuk sekolah di SMAN 2 Cibinong, dan Alhamdulillah, impiannya tercapai.
Sekarang dia tinggal di (alamat) bersama kedua orangtua, seorang kakak dan adiknya. Saat ini dia sedang duduk di kelas XI, jurusan IPA, tepatnya biasa disebut XI IPA 1. Tak banyak prestasi yang diraihnya mungkin hanya juara kelas dan itu pun hanya 10 besar. Dia menggemari bidang studi Matematika, pernah menjuarai olympiade Matematika tingkat Kabupaten/Kota peringkat 9.
Pernah Mita menulis sebuah karya tulis saat duduk di kelas X berjudul “Kegiatan yang dilakukan Masyarakat Bogor saat Berada di Angkot di Sekitar Bogor”. Itu adalah tugas penulisan karya tulis pelajaran Sosiologi. Dan sekarang dia telah selesai menulis karya tulisnya yang kedua berjudul “Pengaruh Pemakaian Hijab Bagi Siswi Muslim Kelas XI IPA 1”. Karya tulis ini tebalnya sekitar 35 lembar, ditulis sebagai objek latihan menulis dan tugas Bahasa Indonesia.
Untuk berdiskusi atau sharing pengalaman dapat mengunjungi blog di http://alittlesteptowardsjannah.blogspot.com, lewat e-mail di pm.nirmalawati@yahoo.com atau via mobile di +6281*********


2 komentar:

Lamya Raisya Hanindiyya mengatakan...

makasih kakak^^
sangat bermanfat untuk tugas karya tulis ilmiah sya :)
-Lamya Raisya Hanindiyya-
XI IPA 1 Sman 2 Cibinong angkatan 20.

PN mengatakan...

iya raisya ^^
alhamdulillah, semoga sukses dek :)