LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
UJI KARBOHIDRAT

Oleh:
Abdurrahman Faiz
Fiqri Muhamad
Jelita Rahma Hidayati
Muhammad Zulfi Buzairi
Paramita Nirmalawati
Guru Pembimbing : Ina
Marlina, S.Pd
XII IPA 1
SMA Negeri 2 Cibinong
Jl. Raya Karadenan No. 05
TA 2012/2013
I. TUJUAN PERCOBAAN
1.
Siswa dapat mengidentifikasi adanya selulosa dalam bahan
2.
Siswa dapat mengidentifikasi adanya amilum dalam bahan
3.
Siswa dapat meramalkan hasil hidrolisis selulosa dan amilum
II. TEORI DASAR
Karbohidrat ('hidrat dari karbon', hidrat arang) atau sakarida (dari
bahasa Yunaniσάκχαρον, sákcharon, berarti "gula") adalah
segolongan besar senyawa organik yang paling melimpah di bumi. Karbohidrat
memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup, terutama sebagai bahan
bakar (misalnya glukosa), cadangan makanan (misalnya pati pada tumbuhan dan
glikogen pada hewan), dan materi pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan,
kitin pada hewan dan jamur).
Karbohidrat merupakan
senyawa yang terbentuk dari molekul karbon, hidrogen dan oksigen. Sebagai salah
satu jenis zat gizi, fungsi utama karbohidrat adalah penghasil energi di dalam
tubuh. Tiap 1 gram karbohidrat yang dikonsumsi akan menghasilkan energi sebesar
4 kkal dan energi hasil proses oksidasi (pembakaran) karbohidrat ini kemudian
akan digunakan oleh tubuh untuk menjalankan berbagai fungsi-fungsinya sepert
bernafas, kontraksi jantung dan otot serta juga untuk menjalankan berbagai
aktivitas fisik seperti berolahraga atau bekerja. Secara sederhana karbohidrat
dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu karbohidrat sederhana & karbohidrat
kompleks dan berdasarkan responnya terhadap glukosa darah di dalam tubuh,
karbohidrat juga dapat dibedakan berdasarkan nilai tetapan indeks glicemik-nya
(glycemic index). Contoh dari karbohidrat sederhana adalah monosakarida
seperti glukosa, fruktosa & galaktosa atau juga disakarida seperti sukrosa
dan laktosa. Jenis-jenis karbohidrat sederhana ini dapat ditemui terkandung di
dalam produk pangan seperti madu, buah-buahan, dan susu. Sedangkan contoh dari
karbohidrat kompleks adalah pati (starch), glikogen (simpanan energi di
dalam tubuh), selulosa, serat (fiber) atau dalam konsumsi sehari-hari
karbohidrat kompleks dapat ditemui terkandung di dalam produk pangan seperti,
nasi, kentang, jagung, singkong, ubi, pasta, roti, dan sebagainya.
Secara biokimia, karbohidrat adalah
polihidroksil-aldehida atau polihidroksil-keton, atau senyawa yang menghasilkan
senyawa-senyawa ini bila dihidrolisis. Karbohidrat mengandung gugus fungsi
karbonil (sebagai aldehida atau keton) dan banyak gugus hidroksil. Pada
awalnya, istilah karbohidrat digunakan untuk golongan senyawa yang mempunyai
rumus (CH2O)n, yaitu senyawa-senyawa yang n atom
karbonnya tampak terhidrasi oleh n molekul air. Namun
demikian, terdapat pula karbohidrat yang tidak memiliki rumus demikian dan ada
pula yang mengandung nitrogen.
Karbohidrat merupakan senyawa – senyawa aldehida atau
keton yang mempunyai gugus hidroksil. Senyawa – seyawa ini menyusun sebagian
besar bahan organic di dunia karena peran multipelnya pada semua bentuk
kehidupan. Karbohidrat bertindak sebagai sumber energi, bahan bakar, dan zat
antara metabolisme. Contoh : pati pada tumbuhan dan glikogen pada hewan adalah
polisakarida yang dapat dimobilisasi untuk menghasilkan glukosa (bahan bakar utama
untuk pembentukan energi). Gula ribosa dan deoksi ribosa pembentuk sebagian
kerangka struktur RNA dan DNA. Fleksibilitas cincin kedua gula ini penting pada
penyimpanan dan ekspresi informasi genetika.
Karbohidrat atau sakarida terdapat gugus hidroksil (-OH),
gugus aldehid atau gugus keton. Maka dapat didefinisikan bahwa karbohidrat
sebagai senyawa polihidroksialdehida atau polihidroksiketon, atau senyawa yang
dihidrolisis dari keduanya. Karbohidrat dapat digolongkan berdasarkan jumlah
monomer penyusunnya. Ada 3 jenis karbohidrat berdasarkan penggolongan ini,
yaitu, Monosakarida, Disakarida (Oligosakarida) dan Polisakarida
1. Monosakarida
Monosakarida merupakan senyawa karbohidrat yang paling
sederhana yang tidak dapat dihidrolisis lagi. Umumnya senyawa ini adalah
aldehid atau keton yang mempunyai 2 atau lebih gugus hidroksil. Beberapa
molekul karbohidrat ada yang mengandung unsur nitrogen dan sulfur. Rumus
empiris karbohidrat adalah (CH2O)n. Jika gugus karbonil pada ujung rantai monosakarida
adalah turunan aldehid maka monosakarida ini disebut aldosa. Jika gugus
karbonil pada ujung rantai monosakarida adalah turunan keton maka monosakarida
ini disebut ketosa. Monosakarida yang paling kecil n = 3 adalah gliseraldehid
dan dihidroksiaseton.
2. Disakarida
(Oligosakarida)
Disakarida merupakan karbohidrat yang terbentuk dari 2
sampai 10 monosakarida. Yang termasuk kelompok ini adalah disakarida,
trisakarida, Dan seterusnya. Disakarida terdiri dari 2 monosakarida yang terikat
dengan O-Glikosidik. 3 senyawa disakarida utama yang penting dan melimpah ruah
di alam yaitu sukrosa, laktosa dan maltosa. Ketiga senyawa ini memiliki rumus
molekul yang sama (C12H22O11) tetapi struktur molekul berbeda.
Sukrosa atau gula pasir dibuat dari tetes tebu. Sikropsa
lebih manis dari glukosa, tetapi kurang manis dibandingkan dengan fruktosa,
sangat mudah larut dalam air. Gula ini dipakai untuk membuat sirup, gula – gula
dan pemanis makanan. Jika senyawa ini dihidrolisis akan dihasilkan satu molekul
glukosa dan satu molekul fruktosa.
Laktosa disebut gula susu karena terdapat banyak dalam
air susu. Biasanya diperoleh dari air susu. Gula ini merupakan gula yang paling
suka larut dalam air dan paling tidak manis. Enzim dalam bakteri tertentu akan
mengubah laktosa menjadi asam laktat, hal ini terjadi bila susu berubah menjadi
masam. Laktosa dipakai untuk membuat makanan bayi dan diet spesial. Jika
dihidrolisis akan dihasilkan 1 molekul glukosa dan 1 molekul galaktosa.
Maltosa disebut sebagai gula mout, banyak terdapat pada
jelai yang sedang berkecambah. Senyawa ini merupakan hasil hidrolisis parsial
dari pati. Dibandingkan dngan sukrosa zat ini lebih sukar larut dan kurang
manis. Senyawa ini dipergunakan untuk penyusun makanan bayi, susu bubuk, dan
bahan makanan lainnya. Jika dihidrolisis akan dihasilkan 2 molekul glukosa.
3. Polisakarida
Polisakarida
tersusun oleh monosakarida yang tergabung dengan ikatan glukosida. Pati
merupakan salah satu contoh polisakarida yang tersusun oleh glukosa. Dipandang
dari strukturnya, butir –butir pati terdiri atas 2 bagian yaitu: Bagian amilosa
yang merupakan rantai lurus polimer glukosa, dan bagian amilopektin yang trdiri
atas rantai bercabang polimer glukosa jika dihidrolisis sempurna akan
dihasilkan molekul – molekul glukosa.
Identifikasi monosakarida dilakukan berdasarkan sifat
kemampuannya mereduksi, yang dilakukan menggunakan uji Benedict. Uji Molicsch
dipergunakan untuk mengenal karbohidrat yang mudah mengalami dehidrasi
membentuk furfural maupun dihidrosifurfural yang lebih lanjut berkondensasi
dengan resorsinol, orsinol ataupun a-naftol. Reagen Seliwanof dipergunakan
untuk mengenal adanya karbohidrat yang mengandung gugus fungsional aldehid
seperti fruktosa dan sukrosa. Pereaksi barfoed digunakan secara umum untuk
mengenal adanya monosakarida. Uji iodin secara khusus dipergunakan untuk
mengidentifikasi adanya polisakarida amilum.
III.
ALAT DAN BAHAN

IV.
LANGKAH KERJA
1. Uji iodine
a.
Tambahkan 3
tetes larutan iodine pada kertas saring atau kapas dalam kaca arloji
b.
Ulangi dengan
menggunakan amilum
2. Uji Fehling
a. Letakkan beberapa potong kertas saring / kapas dalam lumping
porselin. Tambahkan 8-10 tetes larutan asam sulfat pekat tetes demi tetes
sambil digerus sampai kertas saring/kapas larut. Kemudian tambahkan 15 cm3
air.
b. Pindahkan larutan yang terjadi ke dalam gelas kimia dan didihkan beberapa
menit.
c. Netralkan larutan dengan larutan NaOH 6 M ( kira-kira 3 kali
sebanyak H2SO4 yang digunakan; gunakan kertas lakmus
untuk mengetahui keadaan netralnya).
d. Kemudian ujilah larutan yang netral itu dengan larutan Fehling
(bandingkan dengan uji fehling terhadap glukosa/larutan pembanding.
V.
HASIL PENGAMATAN
1. Uji
Iodin
Kapas berubah dari
warna putih menjadi coklat kehitam-hitaman sedangkan kanji berubah warna
menjadi biru tua
keunguan.
2. Uji
Fehling
Kapas dan kanji
berubah warna dari bening menjadi biru
VI.
ANALISA
DATA
Dalam percobaan ini, ,ketika
kami memanaskan larutan tanpa gelas kimia, larutan terpental hingga keluar
tabung reaksi. Dan juga dalam percobaan ini, kami kurang sigap dalam
pengambilan foto dari setiap proses dan perubahannya. Sehingga, terdapat
beberapa perubahan yang tidak terdokumentasikan.
VII.
MENJAWAB PERTANYAAN
1.
Berdasarkan
uji Iodin, bagaimana perubahan warna iodin apabila diteteskan ke amilum?
2.
Berdasarkan
uji Fehling terhadap larutan yang diperoleh dari kertas/kapas dan amilum serta larutan
pembanding (glukosa), dan apabila proses penambahan asam sulfat pekat dan
pemanasan adalah proses hidrolisis, apakah zat hasil hidrolisis selulosa dan
amilum?
Jawab :
1.
Berdasarkan
uji Iodin, perubahan warna iodin apabila diteteskan ke amilum yaitu dari warna
bening menjadi biru tua yang berarti positif mengandung selulosa.
2.
Amilum
dapat dihidrolisis sempurna dengan menggunakan asam sehingga menghasilkan
glukosa sedangkan selulosa tidak dapat terhidrolisis dengan asam encer tetapi
oleh asam dengan konsentrasi tinggi dapat terhidrolisis menjadi selobiosa dan
D-glukosa.
VIII. KESIMPULAN
a.
Pada
saat diujikan dengan iodin, kapas berubah warna menjadi coklat kehitam-hitaman
dan saat diujikan dengan fehling
kapas berubah warna menjadi biru tua menunjukkan positif mengandung amilum.
b.
Pada
saat diujikan dengan iodin, kanji berubah warna menjadi biru tua dan saat
diujikan dengan fehling, kanji berubah menjadi warna biru, positif mengandung amilum pula.
IX.
DAFTAR PUSTAKA
X.
LAMPIRAN






Tidak ada komentar:
Posting Komentar