Mejikuhibiniu

Mejikuhibiniu
Kerudung Keren :D

Ahlan wa Sahlan

~Bismillahirrahmanirrahim~
Selamat Datang
Terimakasih telah Berkunjung

Semoga blog ini bermanfaat bagi Anda >.<
Mohon maaf apabila banyak kekurangan

SILAHKAN DI SHARE dan DIJADIKAN REFERENSI
Kunjungi Social Network saya yang lain :

Cari Blog Ini

Kamis, 18 April 2013

XII Kimia - Laporan Praktikum Deret Volta


LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
DERET VOLTA












Oleh:
Abdurrahman Faiz
Fiqri Muhamad
Jelita Rahma Hidayati
Muhammad Zulfi Buzairi
Paramita Nirmalawati

Guru Pembimbing: Ina Marlina, S.Pd


XII IPA 1


SMA Negeri 2 Cibinong
Jl. Raya Karadenan No. 05
TA 2012/2013
DERET VOLTA

  1. Tujuan
Menyelidiki logam-logam yang dapat mendesak ion H+ dari larutan asam.

  1. Teori Dasar

Sel elektrokimia terdiri atas dua jenis, yaitu sel Volta dan sel elektrolisis. Sel Volta adalah sel elektrokimia. Pada sel Volta, terjadi reaksi redoks yang menghasilkan listrik. Sebaliknya, sel elektrolisis adalah sel elektrokimia. Pada sel elektrolisis, arus listrik digunakan untuk membentuk reaksi redoks. Pada rangkaian sel elektrokimia terdapat dua elektroda, yaitu katoda dan anoda. Katoda dan anoda adalah elektroda. Pada katoda terjadi reaksi reduksi, sedangkan pada anoda terjadi reaksi oksidasi.
Rangkaian sel Volta juga sering disebut sel galvanik. Pada rangkaian sel Volta, reaksi redoks spontan menghasilkan aliran listrik yang mengalir melalui rangkaian luar. Reaksi redoks dalam sel Volta dapat dituliskan dengan suatu lambing yang disebut diagram sel atau bagan sel. Penulisan reaksi oksidasi pada anoda digambarkan di sebelah kiri, sedangkan reaksi reduksi pada katoda digambarkan di sebelah kanan. Diagram sel dari reaksi yang terjadi pada sel volta dituliskan sebagai berikut.
Zn | Zn2+ || Cu2+ | Cu
Dua garis sejajar yang memisahkan anoda dan katoda merupakan jembatan garam, sedangkan garis tunggal merupakan batas antarfase (Zn padatan, Zn2+ dalam larutan, Cu2+ dalam larutan, dan Cu padatan).
Aliran elektron atau arus listrik dari satu kutub ke kutub lain disebabkan oleh adanya perbedaan potensial. Perbedaan potensial mendorong electron mengalir dari kutub berpotensial tinggi menuju kutub berpotensial rendah. Beda potensial antara 2 kutub disebut gaya gerak listrik/ggl (emf = electromotive force) atau potensial sel pada sel Volta. Eelektron mengalir dari logam Zn menuju logam Cu dan bukan sebaliknya. Keadaan ini terjadi karena logam Zn lebih mudah teroksidasi (melepaskan elektron) dibandingkan logam Cu. Sedangkan ion Cu2+ lebih mudah tereduksi (menangkap elektron) dibandingkan ion Zn2+. Kecenderungan logam untuk teroksidasi menyebabkan perbedaan Reaksi Redoks dan Elektrokimia 43 rapatan muatan antara elektroda Zn dan Cu, serta harga potensial listrik antara elektroda Zn dan elektroda Cu yang mendorong elektron mengalir.
Potensial sel dari suatu sel Volta dapat ditentukan dengan menghitung selisih potensial elektroda di antara kedua elektroda tersebut. Seperti telah dibahas sebelumnya bahwa elektroda mengalir dari anoda ke katoda, harga potensial listrik atau potensial sel diukur dari selisih potensial listrik (potensial elektroda) antara katoda dan anoda. Penentuan potensial sel pada sel Volta diukur pada keadaan standar, yaitu saat temperatur 25 C, konsentrasi ion-ion 1 M, dan tekanan gas 1 atm. Potensial sel dinotasikan dengan E sel atau dapat dituliskan sebagai berikut.
Eᵒ sel = Eᵒ katoda - Eᵒ anoda = Eᵒ reduksi - Eᵒ oksidasi
Menurut kesepakatan, potensial elektroda berkaitan dengan reaksi reduksi. Jadi, potensial elektroda sama dengan potensial reduksi. Sedang kan nilai potensial oksidasi sama dengan nilai potensial reduksi, namun tandanya berlawanan.
Pada sel volta, electrode yang mempunyai harga potensial sel (Eᵒ) lebih besar akan mengalami reaksi reduksi dan berperan sebagai katoda. Sedangkan elektroda yang mempunyai harga potensial sel lebih kecil akan mengalami oksidasi dan berperan sebagai anoda.
Urutan logam dengan kecenderungan mengalami reaksi reduksi dikenal sebagai deret Volta, yaitu

Pada deret volta, semakin ke kanan berarti kecenderungan mengalami reaksi reduksi semakin besar atau sifat oksidatornya makin kuat. Sebaliknya, semakin ke kiri berarti kecenderungan mengalami reaksi oksidasi semakin besar atau sifat reduktornya semakin kuat. Logam-logam yang berada di sebelah kiri atom H memiliki harga potensial elektroda negatif, sedangkan yang berada di sebelah kanan atom H memiliki harga potensial elektroda positif.



C.   Alat dan bahan

Tabung reaksi dan rak                                                                    ( 12/1 )
Kertas ampelas halus                                                                  (1 helai )
Lempeng alumunium, tembaga, besi, timbal, seng dan pita magnesium
Larutan HCl 4M                                                                              ( 25ml )

C.  Cara kerja

1.    Ampelas permukaan logam hingga bersih
2.    Sediakan 6 tabung reaksi dan masukan potongan logam kedalam tiap tabung berturut-turut Al, Cu, Fe, Mg, Pb dan Zn.Tambahkan air lebih kurang 2 cm diatas logam,catat apa yang terjadi !
3.    Tuangkan kedalam 6 tabung reaksi yang lain masing-masing 2 ml larutan HCl 4M, kemudian tambahkan kedalam tabung-tabung itu berturut-turut potongan logam Al, Cu, Fe, Mg, Pb dan Zn, catat apa yang terjadi

D. Hasil pengamatan


Logam
Hasil pengamatan
Dalam air
Dalam larutan HCl 4M
Al
Tidak ada perubahan
Gelembung sedikit dan warna berubah
Cu
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Sn
Tidak ada perubahan
Sedikit gelembung
Mg
Ada gelembung
Banyak gelembung, logam habis, panas
Pb
Sangat sedikit gelembung
Sedikit gelembung
Zn
Tidak ada perubahan
Sedikit gelembung

E. Pertanyaan

1.      Berdasarkan pengamatanmu, logam manakah yang bereaksi dengan air dan   yang bereaksi dengan asam ? Tuliskan persamaan reaksinya !
2.      Tuliskan urutan daya desak logam terhadap ion H + dari yang lemah ke kuat ! logam-logam manakah yang dapat mendesak ion H+ ?

F. Jawaban

1.
a. Logam yang bereaksi dengan air

Mg + 2H2O à Mg(OH)2 + H2
Mg                      à Mg2+ + 2e-                (+2,356 V)
2H2O + 2e-        à H2 + 2OH-                (-0,828 V)
Mg + 2H2O        à Mg(OH)2 + H2                    (+1,528 V)

Keterangan: Reaksi Spontan karena Eᵒ>0


Pb + 2H2O à Pb(OH)2 + H2
Pb                      à Pb2+ + 2e-                 (+0,125 V)
2H2O + 2e-        à H2 + 2OH-                (-0,828 V)
   Pb + 2H2O      à Pb(OH)2 + H2                    (-0,703 V)

Keterangan: Bukan reaksi spontan karena Eᵒ<0
Hal ini kemungkinan terjadi karena logam timbale yang digunakan terdapat campuran logam lain sehingga terlihat bereaksi









b. Logam yang bereaksi dengan asam

Mg + 2HCl à MgCl2 + H2
Mg                      à Mg2+ + 2e-                (+2,356 V)
2H+ + 2e-           à H2                             (+0 V)
+2Cl-
Mg + 2HCl         à MgCl2 + H2               (+2,356 V)

Keterangan: Reaksi Spontan karena Eᵒ>0


Pb + 2HCl à PbCl2 + H2
Pb                      à Pb2+ + 2e-                 (+0,125 V)
2e- + 2H+           à H2                             (+0 V)
+2Cl-
Pb + 2HCl         à PbCl2 + H2               (+0,125 V)

Keterangan: Reaksi Spontan karena Eᵒ>0


Zn + 2HCl à ZnCl2 + H2
Zn                      à Zn2+ + 2e-                 (+0,763 V)
2e- + 2H+           à H2                             (+0 V)
+2Cl-
Zn + 2HCl          à ZnCl2 + H2                (+0,763 V)

Keterangan: Reaksi Spontan karena Eᵒ>0




Sn + 2HCl à SnCl2 + H2
Sn                      à Sn2+ + 2e-                 (+0,137 V)
2e- + 2H+           à H2                             (+0 V)
+2Cl-
Sn + 2HCl         à SnCl2 + H2               (+0,137 V)

Keterangan: Reaksi Spontan karena Eᵒ>0


2Al + 6HCl à 2AlCl3 + 3H2
2Al                     à 2Al3+ + 6e-                (+1,676 V)
6e- + 6H+           à 3H2                           (+0 V)
+6Cl-
2Al + 6HCl         à 2AlCl3 + 3H2            (+1,676 V)

Keterangan: Reaksi Spontan karena Eᵒ>0

2. Urutan daya desak logam terhadap ion H+ dari lemah ke kuat adalah
    Cu, Pb, Sn, Zn, Al, Mg
    Yang bisa mendesak ion H+ : Mg, Al, Zn, Sn, Pb












G. Kesimpulan

Berdasarkan deret volta magnesium (Mg) memiliki sifat mereduksi (oksidator) yang paling kuat dibandingkan dengan logam lainnya. Karena itulah magnesium merupakan logam yang paling kuat untuk mendesak ion H+. selain magnesium ada logam lain yang mampu mendesak ion H+, diawali dari daya desak logam yang paling kuat sampai lemah, yaitu Mg, Al, Zn, Sn, Pb. Tetapi mengapa Cu tidak dapat mendesak ion H+ karena Cu berada disebelah kanan (H2) yang artinya Cu tidak dapat mereduksi (H2). Dan logam yang tergolong relatif, dapat bereaksi dengan air atau asam dengan menggunakan reaksi oksidasi yang menghasilkan gas H2. Sedangkan logam-logam yang kurang relatif hanya dapat bereaksi dengan asam, menggunakan reaksi oksidasi yang menghasilkan gas H2.

H. Daftar Pustaka

Hidayati, Nur. 2009. KIMIA SMA XII. Jakarta: PT Pustaka Insan Madani.


I. Lampiran

Tidak ada komentar: